Happy Reading 💚💚
~
~~
Di dalam kamar bernuansa abu-abu yang cukup luas Kevin duduk di lantai sembari bersandar pada pinggiran kasurnya memandangi foto keluarganya.Dalam bingkai foto itu terlihat sekali raut bahagia di wajah mereka. Andai waktu bisa diulang kembali ia ingin kembali ke masa-masa itu. Masa dimana keluarganya masih lengkap.
“Andainya papa masih ada di sini” gumamnya sembari memandangi potret wajah ayahnya.
Kevin kembali memutar kejadian saat ayahnya dinyatakan meninggal karena kecelakaan. Ada yang mengatakan saat itu ayahnya terbukti menggelapkan dana perusahaan yang dipegang ayahnya dulu. Kevin tidak tahu itu sesuatu yang benar karena saat itu usianya masih terlalu muda untuk mengerti.Akibat kasus yang menimpa ayahnya keluarganya jadi bulan-bulanan masyarakat yang mengenalnya sebagai keluarga koruptor serta hutang yang begitu banyak. Dan sejak saat itu sikap ibunya mulai berubah, tidak ada lagi kasih sayang yang ia temukan di mata ibunya.
“Pa, Mama berubah mama udah gak sayang lagi sama Kevin. Kenapa papa gak bawa Kevin juga, Kevin rindu papa” ucapnya dengan setetes air mata membasahi pipinya. Ia merindukan sosok ayah yang dibanggakannya.
Lama terlarut dalam kesedihan terdengar suara ketukan pintu yang lumayan besar hingga terdengar ke seluruh penjuru rumah, lagi-lagi suara ketukan itu semakin menggelegar membuat Kevin cepat-cepat berjalan menuju pintu utama. Setelah sampai, kemudian ia membuka pintu tersebut dadanya serasa dihantam bertubi-tubi dengan batu besar melihat keadaan ibunya saat ini. Sekarang ibunya yang mabuk dan penuh dengan bau alkohol kemudian dipapah oleh dua orang laki-laki muda yang tidak dikenalnya.
“Siapa kalian?” tanya Kevin dengan raut datar setelah mengambil alih tubuh ibunya.
“Saya disini atas ajakan Lily” jawab salah satu laki-laki itu membuat Kevin geram.
“Jika kalian kesini hanya untuk menjadikan ibu saya sebagai pemuas nafsu sebaiknya kali pergi dari sini” pungkas Kevin dengan cepat menutup pintu. Tubuh Lily yang berada dalam dekapannya memberontak lalu “Berani kamu mengusik kesenangan saya hah! Siapa yang menyuruhmu mengusir mereka?” bentak Lily yang masih sempoyongan karena pengaruh minuman keras.
Rahang Kevin mengeras diikuti pula tangan yang mengepal kuat, mata yang merah memancarkan amarah, “Sampai kapan mama mau seperti ini? Sampai kapan mama mau terus seperti ini?” tanya Kevin berusaha menahan emosi yang meledak-ledak.
“Ini bukan urusan kamu! Jadi jangan ikut campur urusan saya hah!” jawab Lily semakin membentak.
“Jelas ini urusan Kevin! Karena anda adalah mama saya! Bagaimana saya tidak ikut campur melihat mama saya yang jadi pemuas nafsu banyak laki-laki!” kini emosi sudah tidak bisa Kevin tahan dan air mata ikut menemaninya.
“Kamu pikir gara-gara siapa saya seperti ini? Ini semua karena Ayahmu yang tidak berguna itu! Sudah mati tapi masih membuat orang repot dengan hutang-hutangnya yang menggunung! Kalau saya tidak seperti ini, mungkin sekarang kamu sudah jadi gelandangan. Jadi, harusnya kamu bersyukur karena masih bisa hidup enak!”.
“Lebih baik saya hidup menjadi gelandangan dari pada mempunyai mama yang seperti pelacur!” bantah Kevin penuh emosi dan mendapatkan satu tamparan keras dari Lily.
“Berani kamu menyebut ibumu sendiri seperti itu hah!! Dasar anak tidak tau diuntung!” ungkap Lily
“Apa anda masih pantas disebut sebagai ibu? Anda hanya seorang Jalang!!” setelah mengatakan itu Kevin pergi meninggalkan bangunan yang selama ini ia anggap rumah. “rumah apanya, di dalam sana hanya seperti neraka baginya”.
Kini Kevin melangkahkan kakinya dengan pasrah, kemana pun kakinya membawanya pergi. Sengaja ia tidak membawa fasilitas apapun yang di berikan oleh ibunya, karena tidak ingin lagi ia hidup dengan uang yang dihasilkan oleh ibunya dari memuaskan nafsu laki-laki hidung belang.
~~Bersambung~~
Jangan lupa follow, vote coment and share💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Kevin & Ainun
Ficção GeralKevin seorang pemuda yang tidak paham agama yang jatuh cinta dengan Ainun yang notabenenya anak seorang Kiayi. Apakah Kevin berhasil mengejar cinta perempuan yang disukainya atau justru menyerah dikarenakan perbedaan?