Curhat

51 20 7
                                    

Buat kamu yang lagi capek dengan keadaan, semangat ya🥰 mari berjuang sama-sama untuk bertahan, meski berat insyaAllah kita pasti bisa, sertakan Allah disetiap langkah dan rencana kita dan Allah akan memudahkan semua urusan kita.

Apa yang terjadi hari ini, baik itu sedih, kecewa, marah, buruk maupun baik, semoga itu adalah jalan untuk dinaikkan derajat kita di hadapan Allah kelak, tugas kita hanya menjadi seorang hamba yang taat kepada pencipta-Nya..

Untuk kamu yang sedang rapuh, jangan pernah menyerah ya, tetap semangat.

_untukku dan untukmu_





Happy Reading💚💚

Di dalam dapur yang tidak begitu luas, Lily yang tengah sibuk dengan alat-alat masaknya, hingga beberapa saat kemudian Kevin datang dari pondok.

"Assalamu'alaikum", ucapnya memberi salam sambil mencium tangan ibunya.

"Wa'alaikumsalam warahmatullah", jawab Lily sembari mengusap kepala putranya.

"Gimana belajar ngajinya, Ma, lancar?" Tanya Kevin setelah duduk di kursi dekat meja makan yang letaknya tidak begitu jauh dari dapur.

"Alhamdulillah, lancar kok, Mama udah bisa dikit" Tutur ibunya tak lepas dengan senyumnya yang spontan membuat senyum Kevin ikut terbit.

"Alhamdulillah, enggak ada kendala kan, Ma?", tanya Kevin lagi.

"Iya, enggak ada, Anakku. Kamu tenang aja fokus sama kuliah dan kerjaan kamu", jawab Lily. " Lagi pula Ustadzah Zainab baik banget sama Mama, terus ya beliau ternyata punya anak perempuan yang maa syaa Allah banget cantiknya", lanjut Lily sembari ikut duduk di samping Kevin.

Mendengar kata "anak perempuan" Membuat Kevin mengingat Ainun.

"Anak perempuan?" tanyanya.

"Iya, namanya Ainun, maa syaa Allah dia gadis yang cantik, sholehah, dan lemah lembut. Cita-cita mama sekarang itu ya, semoga bisa punya menantu seperti Ainun." tutur Lily panjang lebar, membuat Kevin yang sedang minum pun langsung tersedak air minumnya saking kagetnya mendengar kalimat terakhir ibunya.

"Eh kamu enggak apa-apa? Kenapa bisa tersedak sih?" Tanya Lily khawatir sambil menepuk punggung Kevin yang masih saja terbatuk-batuk.

Setelah batuk-batuknya mulai reda, ia mulai kembali bersikap tenang.

"Mama pernah ketemua Ainun?"

Lily mengangguk sembari tangan kirinya menopang kepalanya untuk menghadap ke arah Kevin lengkap dengan senyum dan mata yang sedikit menyipit tanda ingin meledek putranya, "Beberapakali Ainun datang kalau Mama lagi belajar ngaji sama Ustadzah Zainab. Kenapa kamu naksir ya sama Ainun?"

Mendengar pertanyaan ibunya tanpa sadar Kevin yang tadinya menatap sang ibu kini spontan mengalihkan pandangannya ke arah lain untuk menghindari tatapan meledek dari ibunya.

"Kevin, kenapa kok diam aja? Kamu beneran naksir ya sama Ainun?" tanya Lily kembali tanpa bisa menahan senyumnya, sedangkan Kevin masih sibuk menenangkan kegugupannya dengan daun telinga yang sudah memerah karena malu.

"Ma, udah Ma. Iya Kevin naksir sama Ainun dan mungkin bukan naksir lagi tapi udah ke perasaan cinta" Tutur Kevin malu-malu, sebab ini pertama kalinya ia berbincang dengan ibunya mengenai perempuan yang ia sukai.

"Wah, sejak kapan anakku?"

"Sejak setahun yang lalu, jauh sebelum Kevin mengenal Islam"

"Maa syaa Allah, Nak. Jadi gimana kamu mau coba lamar Dia?"

"Kevin takut Ma, Ainun terlalu sempurna untuk dimiliki sampai rasanya Kevin merasa tidak pantas untuknya." Tutur Kevin setelah menghela napas merasakan gusar di dalam hatinya.

"Nak, kenapa enggak dicoba aja dulu kalau hati kamu memang yakin untuk Ainun, kamu harus berjuang urusan diterima atau tidak biarlah jadi urusan belakangan. Lagipula anak mama ini ganteng kok, barangkali Ainun juga punya perasaan yang sama" Ucap Lily panjang lebar menasehati putranya dengan senyum yang tak pernah luntur.

"Do'ain ya, Ma semoga semuanya lancar" Lirih Kevin sambil memeluk ibunya.

Kevin bersyukur dengan kehidupannya yang sekarang, ia yang kembali bisa mengutarakan segala apa yang ia rasakan kepada sosok yang ia sebut dengan ibu, yang sebelumnya sosok itu sempat hilang dihidupnya.

"Terima kasih, Ma karena telah kembali menjadi mama yang dulu kevin kenal, Terima kasih sudah menyayangi Kevin lagi" Ucapnya.

"Lily yang mendengar itu tanpa sadar air matanya jatuh " Sama-sama anakku".

~~Bersambung~~

Kevin & AinunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang