~~~
“Shodaqollahul'adziim” ketika Ainun telah mengakhiri bacaannya suara khas nan berat menyita pendengarannya
“ekhemm” mendengar suara itu Ainun langsung menolehkan kepalanya ke kanan mencari sumber suara tersebut. Dan ketika menemukan Kevin yang berada di ujung bangku yang ia duduki Ainun langsung menundukkan kepalanya.
“Boleh saya duduk disini?” Tanya Kevin sambil menunjuk ujung bangku
Tetapi Ainun hanya diam dan menunduk.
“Hey! Saya bicara sama kamu” kembali Kevin bersuara.
Ainun kembali mengangkat pandangannya menggeser posisi duduknya ke ujung bangku yang lain, pertanda ia mempersilahkan Kevin duduk kemudian Kevin pun duduk setelahnya.
Sekarang posisi mereka berada di masing-masing ujung bangku yang berlawanan sedang di tengah-tengah mereka terukir jarak yang cukup luas. Keheningan menjadi teman di antara keduanya, tidak ada yang memulai pembicaraan terlebih dahulu.
Ainun sudah berulang kali mengucapkan Istighfar sembari menahan gejolak yang ada di dalam hatinya, ia bahkan sampai takut suara detak jantungnya terdengar karena keheningan yang menyekat keduanya.
“Kenapa sendirian?” Tanya Kevin berusaha mencairkan suasana sesekali menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
“tidak apa-apa, hanya ingin sendiri aja” Jawab Ainun dengan kepala yang masih menunduk.
“Jadi saya mengganggu ya” Tanya Kevin lagi
“eh, enggak” Jawab Ainun singkat.
Merasakan Ainun yang sedikit tidak nyaman dengan kehadirannya, Kevin meraih kertas dan pulpen yang ada di dalam tasnya kemudian menuliskan sesuatu.
Setelah beberapa saat menulis ia kemudian menyimpan kertas itu di tengah bangku yang kosong, lalu memperhatikan wajah Ainun yang kini menunduk lalu tersenyum.
“Ya sudah, saya pergi dulu” pamit Kevin sembari menunjuk sisi bangku yang terdapat kertas di atasnya.
Sedangkan Ainun menoleh dan memperhatikan Kevin yang sudah menjauh, lalu mengambil kertas tersebut kemudian membacanya.
“Saya ingin lebih dekat denganmu” seperti itulah isi tulisan di kertas tersebut, tanpa sadar lengkungan senyum tercetak tidak bibir mungilnya.
Kevin yang kini sudah berada di atas motornya menampilkan senyum yang tak pernah luntur bahkan hingga motor tersebut melaju senyum itu tetap setia tercetak dibibirnya.
~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Kevin & Ainun
Fiksi UmumKevin seorang pemuda yang tidak paham agama yang jatuh cinta dengan Ainun yang notabenenya anak seorang Kiayi. Apakah Kevin berhasil mengejar cinta perempuan yang disukainya atau justru menyerah dikarenakan perbedaan?