Selamat membaca💚💚
~~~
Kevin dibawa ke sebuah pondok pesantren yang bernama pesantren As-sidiq. Sekarang Kevin sudah berada disalah satu kamar yang cukup luas, bersih dan terdapat rak buku yang di dalamnya terdapat begitu banyak buku. Ohiya, Kevin tadi sudah berkenalan dengan kedua orang itu dan nama laki-laki paru baya itu adalah Kiayi Ibrahim. Beliau adalah pemilik dari pesantren ini.Kevin sempat bertanya kepada Kiayi Ibrahim, apakah dirinya yang bukan muslim ini bisa menginap di sini dan jawaban Kiayi Ibrahim membuatnya menghangat “bagaimana mungkin saya akan mengusir tamu yang saya undang sendiri kemari? Jadi tidak perlu sungkan-sungkan anggaplah ini sebagai rumahmu” itulah kata Kiayi Ibrahim.
Kelopak mata Kevin perlahan membuka kemudian menyipitkan matanya yang terkena cahaya lampu yang temaram. Suara azan subuh yang berkumandang menggema ke seluruh penjuru pesantren.
Setelah bangkit dari tempat tidurnya Kevin berdiri di depan jendela yang memperlihatkan langit dan suasana subuh yang ada di sana. Hingga para penghuni pesantren itu telah selesai menunaikan shalat subuh mereka, suara ketukan terdengar dari pintu luar membuat kegiatan Kevin terhenti dan mulai melangkah untuk membuka pintu. Dan yang muncul ialah Kiayi Ibrahim dengan senyum hangat dari laki-laki itu. Ah sungguh, melihat senyum Kiayi Ibrahim membuat Kevin merindukan Ayahnya.
Kiayi Ibrahim pun memasuki ruangan yang Kevin tempati lalu duduk di sebuah sofa yang cukup panjang kemudian diikuti oleh Kevin yang juga duduk di sana.
“Bagaimana tidurmu nyenyak?” Tanya Kiayi Ibrahim memulai percakapan.
“Nyenyak, Kiayi!” Jawab Kevin.
“Alhamdulillah, baguslah kalau begitu” Ucap Kiayi Ibrahim lalu dibalas anggukan oleh Kevin.
“Bisa Nak Kevin menceritakan kenapa tadi malam ingin melakukan percobaan bunuh diri?” Tanya Kiayi Ibrahim lagi, namun Kevin tidak langsung menjawab pernyataan itu.
“Tidak apa-apa, nak Kevin boleh menceritakan semuanya sama saya InsyaAllah saya bisa jaga amanah untuk merahasiakannya kalau kamu tidak nyaman jika orang lain tau” Jelas Kiayi Ibrahim.
Setelah menimbang-nimbang antara ingin mengatakan atau tidak, dan akhirnya Kevin menceritakan semuanya apa yang selama ini terjadi dengan dirinya dan keluarganya. Kiayi Ibrahim tersenyum mendengar penjelasan Kevin lalu berkata, “Maa Syaa Allah, kamu hebat karena sudah bertahan sejauh ini”. Ucapnya sembari menepuk bahu Kevin beberapa kali.
~~Bersambung~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Kevin & Ainun
General FictionKevin seorang pemuda yang tidak paham agama yang jatuh cinta dengan Ainun yang notabenenya anak seorang Kiayi. Apakah Kevin berhasil mengejar cinta perempuan yang disukainya atau justru menyerah dikarenakan perbedaan?