~~~
Setelah sampai di kediaman Ali, Kevin mengetuk pintu tak lama setelahnya wanita paruh baya membukakan pintu untuknya. Wanita itu merupakan ibu dari Ali, kemudian Kevin menyapa ibu Ali dengan sopan.
“Permisi Tante, Ali ada?” tanya Kevin
“Ada nak kevin, Ali lagi di kamarnya” jawab Mirna
Setelah mendengar jawaban Mirna Kevin pun menuju ke kamar sahabatnya dan seketika masuk ke kamar Ali yang kebetulan pintunya tak di kunci.Sementara Ali tengah khusyuk menunaikan kewajibannya sebagai muslim berhubung memasuki waktu ashar. Tanpa menimbulkan suara Kevin duduk di sofa yang ada di dalam sana dan memperhatikan setiap gerakan sholat yang Ali lakukan, entah kenapa melihat pemandangan itu membuat hatinya seketika tenang seolah-olah masalah yang baru saja ia hadapi tak pernah ada.
5 menit berlalu dengan keheningan, bertepatan dengan selesainya Ali menunaikan sholatnya. Laki-laki itu berjalan menghampiri Kevin lengkap dengan Al-qur'an di tangan kanannya.
“Berantem lagi sama sama nyokap lo?” tebak Ali setelah duduk di samping Kevin.
Kevin mengusap kasar wajahnya lalu mengangguk “Ya seperti yang biasa” ucapnya.
“Kalau lo mau, lo boleh nginep sini” ucap Ali menawarkan.
“Gak usah Ali, lagian gue gak enak sama orang tua lo karena keseringan nginep disini” jawab Kevin merasa tak enak. Pasalnya hampir tiap hari ia kesini, bahkan orang tua Ali pun sudah hafal dengan wajahnya saking seringnya ia berkunjung.
“Ya elah, santai aja kali anggap aja rumah sendiri asal jangan dijual” ungkap Ali dengan kekehannya.
“Thank's” mendengar ungkapan Terima kasih dari Kevin, hanya di tanggapi anggukan oleh Ali.
Setelah itu Ali membuka Al-qur'an yang sedari tadi ia genggam dan mulai membacanya.
Sementara Kevin menikmati setiap ayat yang Ali lafazkan, Lagi-lagi ia seperti menemukan ketenangan tersendiri setiap kali mendengar bacaan Quran.
Hingga beberapa saat keduanya sibuk dengan aktivitas masing-masing dan setelah Ali mengakhiri bacaannya lalu menoleh ke arah Kevin “Jangan melamun woy!” kata Ali
“Gimana caranya ya, gue bisa ngobrol sama Ainun” gumam Kevin, namun terdengar jelas di telinga Ali.
Seketika membuat laki-laki itu tertawa pelan “Lo masih mikirin Ainun rupanya” ucapnya.
“Gue saranin ya, lo jangan coba-coba deketin Ainun ntar lo sendiri yang sakit nantinya” pernyataan Ali membuat kening Kevin berkerut
“Kenapa emang?” tanyanya.
“Pertama, papanya si Ainun itu Kiayi dan punya pondok pesantren. Kedua, kakaknya ustadz di pesantren milik papanya jadi mereka itu ketat dalam hal menjaga Ainun. Dan terakhir,..” Ali menghentikan ucapannya sejenak sambil menatap wajah Kevin yang penuh dengan raut keingintahuannya lalu menghela nafas “Dan terakhir kalian beda keyakinan alias beda agama” lanjut Ali.
Mendengar itu membuat Kevin seketika terdiam, “Kecuali kalau lo berani ambil resiko dan siap terluka kedepannya, lo bisa lanjutin usaha lo buat dapatin Ainun” Kembali Ali bersuara.
“Kalau gitu ajarin gue tentang agama kalian” putus Kevin tiba-tiba
Kevin yang mendengarnya sontak raut wajahnya menjadi serius “jangan bercanda Kevin, persoalan agama bukan main-main, hal yang berhubungan dengan agama harus berdasarkan dari hati yang paling dalam.Dan jangan sampai lo memutuskan itu hanya karena Ainun” sejenak berhenti lalu melanjutkan “Jangan sampai lo ngerasain sakit nantinya”.
~~Bersambung~~
Selamat membaca guys, jangan lupa vote, coment and share yaa💚💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Kevin & Ainun
General FictionKevin seorang pemuda yang tidak paham agama yang jatuh cinta dengan Ainun yang notabenenya anak seorang Kiayi. Apakah Kevin berhasil mengejar cinta perempuan yang disukainya atau justru menyerah dikarenakan perbedaan?