"Mencintai bukan berarti harus memiliki, bukan?"
_Kevindra Leonil Alexander_Happy Reading 💚💚
~~~
Kedua orang yang datang melamar itu pun mengangguk setuju, “Baik Kiayi, saya akan datang dia hari lagi untuk datang melamar kembali Ainun, jika Ainun bersedia”, usul laki-laki paruh baya itu.Kiayi Ibrahim mengangguk, “Baik Pak, saya akan membicarakan hal ini dulu kepada Ainun. Jika dia bersedia maka saya akan mengabari anda”, jawab Kiayi Ibrahim.
Mendengar persetujuan itu membuat hati Kevin semakin tertampar bahwa sebentar lagi ia akan benar-benar kehilangan kesempatan untuk mendapatkan orang yang ia cintai. Kevin meninggalkan ruangan tersebut setelah pamit, kemudian berjalan menyusuri pekarangan yang menghubungkan antara madrasah dan kantor yang ada di pondok tersebut.
Berkali-kali Kevin menghela napas sembari mengucapkan istighfar dalam hati mencoba menenangkan perasaannya. Kevin menghentikan langkahnya ketika manik hitam gelapnya melihat perempuan yang selama ini terus mengguncang perasaannya meski hanya dengan melihatnya.
Sekitar sepuluh langkah dari tempatnya berdiri, Ainun berjalan dengan gamis warna hitam lengkap dengan jilbab panjang dan juga cadar yang berwarna senada pula yang membuat perempuan itu semakin menawan saja jika dilihat.
“Astaghfirullah!”, ucap Kevin dengan bergumam sembari menghela napas, bagaimana bisa ia melupakan Ainun begitu mudah jika hanya dengan melihatnya seperti ini saja mampu membuat perasaannya goyah.
Kevin mendatarkan ekspresinya ketika raga Ainun semakin mendekat ke arahnya, dan tepat ketika Ainun melewati raganya yang berhenti “Selamat”, ucap Kevin tiba-tiba membuat Ainun seketika menghentikan tungkainya saat itu juga.
Ainun mengerutkan dahi pertanda ia tidak mengerti akan maksud perkataan Kevin,
“Maksud kamu apa?”, tanya Ainun.Kevin tersenyum kecut meski tidak menolehkan pandangannya ke arah Ainun, Ainun dapat merasakan aura dingin dari Kevin.
“Selamat, semoga dia orang yang tepat untukmu”, tutur Kevin lalu berjalan meninggalkan Ainun tanpa sedikit pun memandang ke arah perempuan itu.
"Mencintai bukan berarti harus memiliki, bukan?" monolognya dalam hati.Sedangkan Ainun hanya berdiri mematung berusaha mencerna perkataan Kevin barusan. Meski sudah berusaha memikirkan maksud dari ucapan Kevin, Ainun tetap tidak mengerti lalu ia pun melanjutkan langkahnya menuju ruangan sang Abi.
Setelah sampai di ruangan tersebut Ainun terkejut dengan ucapan sang Abi, bahwa ada seorang laki-laki yang datang ingin melamarnya.
“Bagaimana Ainun, apa kamu ingin menerima lamaran orang tersebut?”, tanya Kiayi Ibrahim meminta pendapat putrinya.
Ainun hanya menundukkan kepalanya sembari menggenggam kedua tangannya erat, beberapa lama iya melakukan aktivitas itu Ainun kemudian menggelengkan kepalanya pertanda tidak setuju.
“Maaf Abi, Ainun tidak bisa menerima laki-laki itu”, jawab Ainun.
“Apa alasan kamu?”, tanya Kiayi lagi.
Lagi-lagi Ainun berpikir akan menjawab seperti apa pertanyaan Abinya, tidak mungkinkan ia mengatakan jika dirinya mencintai seseorang.
“Belum siap Bi,” jawab Ainun.
Kiayi Ibrahim tersenyum hangat kemudian mengangguk tanda mengerti lalu mengusap pelan puncak kepala anak bungsunya yang terbalut oleh khimar.
~~Bersambung~~
Tenang Kevin, selama janur kuning belum melengkung masih bisa kok menikung🤭🤭Jangan lupa Vote komen & share 💚💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Kevin & Ainun
General FictionKevin seorang pemuda yang tidak paham agama yang jatuh cinta dengan Ainun yang notabenenya anak seorang Kiayi. Apakah Kevin berhasil mengejar cinta perempuan yang disukainya atau justru menyerah dikarenakan perbedaan?