8. Memutuskan Perasaan

302 20 4
                                    

Rumah New

New sedang berdiam di tempat tidurnya seperti memikirkan sesuatu . Ia melihat ponselnya tertuju pada jam yang menunjukan pukul 8malam

New teringat perkataan Gun
"Lalu apa kau akan mengalah? "
New menanggahkan kepalanya , merasa ada yang ganjil dihatinya . Beberapa hari kebelakang ia terus memikirkan hal sama seperti ada rasa penasaran yang membuatnya ingin kembali bertemu dengan Tay .

"Perasaan apa ini? " New mulai gelisah
Ia mengira mungkin rasa ini muncul karna ia baru pertama kali melakukan hal intim namun tidak seharusnya ia terus memikirkan hal itu yang malah membuatnya ingin kembali bertemu

"Ahh sial, aku harus pastiin semua ini"
New bangun dari duduknya mengambil kunci mobil dan segera pergi dari rumahnya

Mild yang melihat dari jendela kamarnya bertanya dalam hati kemana kakaknya akan pergi malam malam begini.






New menghentikan mobilnya didepan Club
Ia terdiam sejenak didalam mobilnya
Lalu memutuskan untuk masuk ke Club itu

Saat di dalam ia mengedarkan pandangannya , ia pun duduk di kursi depan bartender

New memesan 1gelas coktail , ia pun menikmati minuman itu tak lama seseorang duduk disampingnya

New menoleh , ia seperti sudah menduga bahwa orang itu akan menghampirinya , ya orang itu adalah Tay Tawan

"Kamu datang sendiri New? " Tanya Tay yang hanya dibalas anggukan oleh New

Seorang bartender pun juga menyodorkan segelas minuman pada Tay , keheningan diantara keduanya begitu kentara . Dua insan yang tak tahu harus membicarakan apa , mungkin saat dikantor ia memiliki alasan namun bertemu ditempat ini membuat meraka canggung

Tak lama Tay memberanikan diri memulai pembicaraan

"Kau tau, aku tidak bisa melupakan malam kita, kamu benar aku memang sudah sering melalukan one night stand namun setelah bertemu denganmu aku tak lagi bisa melakukan itu"

New mendengarkan tanpa menoleh atau menunjukkan respon

"Awalnya aku meyakinkan diriku bahwa aku tetap menyukai wanita , lalu mendekati Mild namun nyatanya kamu tidak bisa hilang dari fikiranku, bahkan aku mencoba dengan pria lain pun tak bisa"

New sedikit terkejut dengan pernyataan Tay
Ia menoleh menatap wajah Tay , Tay pun membalas tatapan New

Entah apa yang ada difikiran New, ia menyulurkan tangannya meraba pipi Tay lalu mengelusnya lembut . Tay senang dengan sentuhan New, ia memegang telapak tangan New yang memegang pipinya

"Apa kau merasakan hal yang sama? " Tanya Tay
New menggelengkan kepalanya , wajah Tay sedikit memudar seakan takut dengan jawaban New

"Aku tidak pernah melakukan hal itu dengan orang lain, lalu bagaimana bisa aku melupakan kejadian itu"

Mendengar hal itu membuat Tay menatap dalam mata New , semakin mendekati wajah New

"New , maaf " Ucap Tay sebelum mencium bibir New

New awalnya menerima ciuman Tay, namun ia terhenti sedikit mendorong bahu Tay agar mundur. Tay pun menghentikan ciumannya .

New seakan membuyarkan atmosfer diantaranya , ia bergegas hendak pergi namun Tay meraih tangan New. New menoleh dan menatap lekat Tay. Mata mereka seakan berbicara



Tidak disangka Tay dan New kini berada di kamar hotel

Tay menggendong New ala bridal style , tangan New pun melingkar ke leher Tay. Tay menurunkan New diatas ranjang kamar itu

Kau Yang Teristimewa (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang