"Seokjin-a tenanglah, jangan memukulinya terus, kau bisa membuatnya mati."
"Lepas!! Lepaskan aku!!"
"KIM SEOKJIN!!"
Seokjin berhenti memberontak, ia terdiam, seolah olah seperti tersadar.
"Tenangkan dirimu anak sialan, redamkan emosimu dulu." Ucap sang kepala sekolah.
Seokjin jatuh berlutut, ia menundukkan kepalanya, air matanya mulai mengalir pada wajahnya, ia menangis.
*****
Si D terbaring tak berdaya di lantai, wajahnya babak belur, darah keluar dari hidungnya.
Seokjin bangkit, ia kembali menghampiri si D kemudian menarik kerah seragamnya dengan kedua tangannya.
Sang kepala sekolah berusaha kembali memisahkan mereka berdua karena takut Seokjin memukulinya lagi.
"Lepas, aku tidak akan memukulinya lagi." Ucap Seokjin dengan nada bergetar, sang kepala sekolah pun menjauh darinya.
"Yak, dengarkan aku brengsek, dengarkan aku. Kau, sudah membuat Jungkook-ku ketakutan. Kau, membuat dia jadi kacau lagi. Kau, menambah traumanya. Kau, membuat tarumanya kambuh lagi. Kau, mengacaukan dia lagi. Kau-...kau-..." Seokjin tidak bisa melanjutkan kata katanya lagi, ia menundukkan kepalanya, dadanya benar benar terasa sangat sesak.
"Kau tahu, semua pukulanku tadi tidak cukup untuk membalas apa yang telah kau perbuat padanya. Semua luka ini, rasa sakit yang kau terima dari pukulanku ini, tidak akan bisa mengalahkan rasa sakit yang di terima oleh Jungkook darimu, kau tahu itu?" Ucap Seokjin lirih.
Si D hanya terdiam, tiba tiba ia jadi merasa bersalah, "Maaf." Ucapnya.
"Maaf? Kau bilang maaf? Kau pikir hanya kata maaf saja cukup?"
"Aku...aku menyesal, aku benar benar minta maaf, sungguh. Aku tidak ada niatan mengganggu Jungkook, aku melakukannya karena mereka bertiga meminta aku untuk melakukannya. Sungguh, aku bahkan tidak mengenal siapa Jungkook, kalau kau tentu aku kenal, tapi Jungkook sungguh aku tidak mengenalnya sama sekali. Aku minta maaf, ya? Sungguh aku menyesal meng-iyakan permintaan mereka."
Seokjin melepas cengkeramannya pada seragam si D dengan menghempaskannya, "Aku akan memaafkanmu kalau Jungkook memaafkanmu, tapi satu yang pasti, aku akan mengeluarkanmu dari sekolah ini. Termasuk mereka ber-empat juga." Setelah mengatakan itu ia hendak pergi namun si D menghentikannya.
"Seokjin-a." Panggil si D, Seokjin berbalik dan hanya diam menunggunya berbicara.
"Boleh aku bertemu dengan Jungkook? Aku...ingin minta maaf padanya secara langsung."
Seokjin tidak menjawab, ia berbalik dan melangkah lagi hendak pergi, namun baru saja dua langkah ia kembali berbalik.
"Ikuti aku." Ucapnya yang di tujukan pada si D.
Si D tersenyum, ia pun mengikuti Seokjin di belakang.
Setelah tiba di UKS, Seokjin mendapati Jungkook yang ternyata sedang tertidur.
"Seonsaengnim, bagaimana keadaannya tadi?" Tanya Seokjin pada perawat yang menjaga Jungkook.
"Dia mungkin masih shock tadi, dia tertidur setelah lelah menangis." Jawab sang perawat.
Seokjin menatap Jungkook dengan mata yang berkaca kaca, setelah itu ia menundukkan kepalanya, 'Maafkan aku sayang, aku gagal dalam menjagamu, aku bukan pacar yang baik.' Batinnya.
Si D mendekati Jungkook, ia mengambil satu tangan Jungkook dan menggenggamnya, "Maafkan aku Jungkook, maaf aku telah berbuat hal buruk padamu, maaf aku telah menyakitimu, maaf kalau aku membuatmu trauma nanti. Aku tahu aku salah, kesalahanku ini tidak bisa di maafkan dengan mudah, tapi tolong maafkan aku. Jika memang kamu tidak bisa memaafkanku tidak apa apa, aku tidak masalah, itu hak kamu mau memaafkanku atau tidak, yang terpenting aku sudah meminta maaf padamu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silence [JinKook]
Fanfiction[Completed] Kim Seok Jin, seorang murid yang populer di sekolahnya karena ketampanannya, meskipun tidak terlalu pintar dan juga emosian. Seokjin diam diam mengagumi bahkan menyukai murid pindahan di kelasnya yang bernama Jeon Jung Kook, karena kepin...