12

712 89 9
                                    

Karyawan lain beserta pemilik cafe itu pun ikut menghampiri Jungkook.

"Jungkook-a ada apa denganmu, eoh?"

"DIAM!"

Mereka semua jadi bingung, tidak tahu harus bagaimana dan apa yang harus di lakukan untuk menangani Jungkook, ini pertama kalinya mereka melihat Jungkook seperti ini.

"J-Jin hiks...Seokjin hiks...Kim Seokjin..."



*****



Deg

Tiba tiba saja Seokjin merasa hatinya tidak tenang, gelisah, cemas.

"Apa ini? Kenapa aku tiba tiba merasa tidak tenang?" Gumamnya.

"Apa?"

"Ah tidak appa, hanya saja tiba tiba hatiku terasa tidak tenang, entah kenapa."

"Mungkin hanya perasaanmu saja." Ucap Ny.Kim.

"Ya semoga saja tidak ada apa apa."

"Jadi bagaimana, apa bisa kamu ikut kita ke LA selama satu minggu?" Tanya Tn.Kim.

"Sepertinya tidak bisa appa, aku harus menjaga Jungkook disini, aku tidak tahu akan bagaimana dia kalau tidak ada aku, aku tidak bisa meninggalkannya sendirian."

"Jungkookie sudah besar Seokjin-a, dia pasti bisa menjaga dirinya sendiri." Ujar Ny.Kim.

"Memang, tapi ada satu kondisi yang membuat dia butuh penjagaanku, dan hanya aku yang bisa."

"Apa memangnya?" Tanya Tn.Kim penasaran.

"Sepertinya dia memiliki trauma, dan traumanya itu sering sekali muncul. Setiap kali itu terjadi dia selalu menangis dan ketakutan, hanya aku yang bisa menenangkannya." Jelas Seokjin.

"Trauma apa?" Kali ini Ny.Kim yang bertanya.

"Panjang ceritanya eomma, intinya dia hancur oleh keluarganya sendiri." Jawab Seokjin.

"Ah pantas saja saat kita kumpul dia seperti ingin menangis." Timpal Tn.Kim.

"Baiklah kalau seperti itu, kamu jaga dia dengan baik, sayangi dia juga, kasihan dia tidak punya siapa siapa disini." Ucap Ny.Kim.

"Tentu eomma, tanpa eomma suruh pun aku akan melakukannya. Eomma dan appa juga sayangi dia ya seperti kalian menyayangiku."

"Tentu sayang."

-----

Di sisi lain, Jungkook masih saja menangis sambil terus meracau tak jelas dan sesekali menyebut nama Seokjin. Semua orang sudah tidak tahu lagi bagaimana caranya untuk menenangkan Jungkook.

"Bagaimana ini sajang-nim?" Tanya Seojoon pada atasannya.

"Sepertinya lebih baik kita bawa dia ke ruangan saya saja." Jawab sang pemilik cafe.

"Tapi dia tidak mau di sentuh, tadi pun saya memeluknya tapi dia terus memberontak."

Sang atasan menghela napas kasar, ia bingung harus bagaimana lagi, "Maaf atas ketidaknyamanannya." Ucapnya pada para pelanggan.

"Tidak apa apa." Jawab beberapa dari mereka.

"Jungkookie, kita pindah dulu yuk, kamu mengganggu kenyamanan para pelanggan." Bujuk Seojoon dengan lembut.

"Tidak mau!"

"Ayolah, Jungkookie kan anak baik anak pintar, dengarkan hyung ya?"

"Tidak mau! Aku mau Jin!"

Love In Silence [JinKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang