25

626 72 33
                                        

"Kalian ini, masalah traktiran saja langsung semangat. Bagaimana denganmu, apa kau mau ikut?" Tanya Seokjin pada Mingyu.

"Tentu saja, mana mungkin aku tidak ikut Seokjin-nim." Jawab Mingyu.

"Baiklah, kaja kita pergi." Ajak Seokjin, mereka pun beranjak dan pergi dari ruang rawat itu.

Saat di depan pintu, Seokjin diam sejenak, ia menoleh ke arah Jungkook, "Sayang aku pergi dulu ya sebentar." Pamitnya sambil tersenyum, setelah itu ia pun keluar menyusul Hoseok Taehyung dan Mingyu.



*****



Hari demi hari Seokjin jalani tanpa ada keberadaan Jungkook lagi di sampingnya, jujur ia merasa sangat sedih pastinya, tapi ia terus berusaha untuk selalu menikmati hari harinya dengan perasaan senang.

Setiap harinya Seokjin selalu bercerita tentang apa saja yang ia lakukan di hari itu pada Jungkook, ia juga tak pernah absen untuk selalu membersihkan tubuh Jungkook.

Seperti saat ini, Seokjin baru saja selesai membersihkan tubuh Jungkook, ia pun duduk di kursi dan kembali menggenggam tangan Jungkook seperti biasanya.

"Sayang, ini sudah tiga bulan, apa kamu masih belum ingin bangun, hm? Apa perlu waktu se-lama ini untukmu istirahat?" Tanya Seokjin dengan mata yang mulai berkaca kaca.

"Untuk kali ini biarkan aku terlihat lemah, rapuh di hadapanmu, aku tidak bisa terus terlihat kuat, aku tidak bisa terus menerus membohongi diriku dengan berpura pura bahagia. Aku sangat sangat merindukanmu, aku sangat membutuhkanmu, aku sangat butuh keberadaanmu untuk membuatku semangat dan bahagia. Aku lelah sayang aku lelah, aku lelah terus menjalani hariku tanpa ada sumber penyemangatku, tanpa ada sumber kebahagiaanku. Aku rindu tawamu, aku rindu senyum manismu yang selalu bisa membuatku bahagia hanya dengan melihat senyummu itu, aku rindu suara manismu, aku rindu mata bulat dan indahmu yang selalu menatapku. Aku rindu semua tentangmu." Ucap Seokjin dengan nada bergetar dan air mata yang sudah mengalir turun.

"Tidak bisakah kamu bangun? Apa kamu tega melihatku seperti ini? Aku sedang lemah sayang aku sedang rapuh, aku butuh penyemangat, aku butuh kamu, aku membutuhkanmu saat ini juga."

Seokjin menjeda sejenak.

"Tolong bukalah matamu, tatap aku, kumohon tatap aku dengan mata indahmu itu kumohon." Mohon Seokjin lirih, ia pun menundukkan kepalanya, hatinya sangat sakit, dadanya pun terasa sangat sesak hingga rasanya ia kesulitan untuk bernapas dengan normal, air matanya mengalir dengan deras hingga membasahi tangannya juga tangan Jungkook yang di genggamnya.

Akhirnya Seokjin pun terus menangis dengan posisi itu hingga ia tertidur dengan kondisi wajah yang basah oleh air mata, dan tangannya tetap setia menggenggam tangan Jungkook dengan erat.

Tanpa Seokjin ketahui, satu tetes air mengalir keluar dari mata Jungkook.

-----

Malam harinya, kedua orang tua Seokjin berkunjung, mereka mendapati putra semata wayangnya itu tertidur dengan posisi duduk di kursi. Ny.Kim pun menghampirinya sedangkan Tn.Kim duduk di sofa dan menyiapkan makanan untuk mereka.

"Sayang bangun, kita makan dulu yuk." Ajak Ny.Kim dengan lembut sembari mencoba membangunkan Seokjin.

Perlahan Seokjin pun terbangun, "Eomma."

"Kamu cuci wajah dulu ya, setelah itu kita makan bersama." Ujar Ny.Kim sembari mengelus kepala Seokjin lembut.

Seokjin menganggukkan kepalanya, ia pun beranjak dan pergi memasuki toilet yang ada di ruang rawat itu.

Di dalam Seokjin membasuh wajahnya yang terdapat air mata yang telah mengering, tak lupa ia juga sedikit membasahi rambutnya, setelah itu ia menatap pantulan dirinya di cermin, matanya tampak sangat sembab dan merah, ia menghela napas lalu menundukkan kepalanya.

Love In Silence [JinKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang