Jungkook menundukkan kepalanya, ia tidak sanggup jika harus menjelaskan sembari menatap Seokjin, dan Seokjin tidak mempermasalahkan itu, yang penting Jungkook benar benar menjelaskan, ia akan mendengarkannya dengan seksama.
"Aku berkata membencimu, dan memutuskan hubungan kita, karena suatu alasan." Ucap Jungkook mulai menjelaskan.
"Apa alasannya?"
"Karena waktu itu....aku merasa sangat bersalah padamu."
*****
"Maksudmu?" Tanya Seokjin tak mengerti.
"Waktu itu, setelah kejadian di toilet itu, aku merasa sangat bersalah padamu, aku merasa aku sudah tidak pantas untukmu lagi. Aku sudah kotor, aku di sentuh oleh orang lain, bahkan aku di perkosa olehnya. Kamu yang begitu baik, penyayang, lembut, perhatian, tidak pantas untukku yang seperti ini. Kamu hanya meniduriku, kamu berhubungan badan hanya denganku, sedangkan aku, sudah berhubungan badan dengan orang lain, aku benar benar tidak pantas untuk dirimu lagi. Maka dari itu, aku mencoba untuk membencimu, menjauhimu, memutuskan hubungan kita, karena aku tidak berani untuk berada di hadapanmu, aku merasa malu padamu."
Seokjin hanya diam mendengarkan semua penjelasan Jungkook.
"Aku berusaha membencimu agar aku bisa melupakanmu, aku mencoba terus meyakinkan diriku jika kejadian itu terjadi karena kamu, itu terjadi karena kamu tidak menjagaku dengan baik. Namun nyatanya, aku tidak bisa, semakin aku mencoba untuk melupakanmu, hatiku semakin sakit. Setiap kamu mencoba berbicara denganku, aku selalu ingin merespon, aku selalu ingin membalas, tapi aku menahannya, karena aku benar benar ingin mencoba melupakanmu. Tapi nyatanya, sampai saat ini, aku tidak pernah bisa melupakanmu. Jika kamu berpikir aku benar benar punya perasaan benci yang begitu besar padamu kamu salah, nyatanya bukan rasa benci yang ada di hatiku, melainkan rasa sayang dan cinta yang tidak akan pernah bisa di ukur seberapa besar rasa itu."
Kedua mata Seokjin mulai berkaca kaca.
"Selama tujuh bulan kemarin aku tersiksa, lebih tepatnya aku menyiksa diriku sendiri. Aku merasa kosong, hampa, kesepian setiap hari. Tentang Mingyu, dia hanya bisa membuatku tertawa, dia tidak pernah bisa membuatku nyaman seperti yang kamu lakukan, dia tidak pernah bisa membuatku merasa bahagia, merasa di sayangi, merasa aman, merasa terjaga, dan dia tidak pernah bisa mengisi kekosonganku. Setiap malam aku selalu merasa ingin menangis, aku sangat membutuhkanmu, rasanya aku ingin mati saja saat tidak ada dirimu di sampingku. Aku kembali merasa stress, depresi, pikiranku sering kacau lagi, aku benar benar hancur lagi tanpamu. Sebenarnya aku sering menangis saat dengan Mingyu, dia tentu selalu menenangkanku, tapi rasanya sangat berbeda saat kamu yang menenangkanmu."
"Intinya, apa yang kamu lihat, dan apa yang aku perlihatkan itu tidak sama dengan kenyataannya, sangat jauh berbeda, sangat berbanding terbalik. Jika kelihatannya aku bahagia setelah putus denganmu, maka kenyataannya aku sangat tersiksa. Maka dari itu, maafkan aku, maafkan aku yang tidak tahu diri ini yang telah menyakitimu kini kembali padamu. Aku benar benar ingin kita kembali lagi, aku ingin kita seperti dulu lagi, aku ingin bahagia bersamamu lagi, tolong maafkan dan lupakan kejadian itu, aku sangat menyayangimu dan mencintaimu, tolong terima aku lagi Kim Seokjin."
Seokjin langsung menarik tubuh Jungkook dan memeluknya erat, air matanya mulai mengalir turun membasahi wajahnya, ia baru tahu ternyata Jungkook juga sama tersiksanya dengannya saat mereka berjauhan.
"Pasti, aku pasti menerimamu, aku tidak peduli kamu sudah di sentuh orang lain, aku tidak peduli kamu pernah memperlakukanku dengan tidak baik, aku tidak peduli bagaimanapun dirimu. Aku tetap menginginkanmu, aku tetap menyayangimu, mencintaimu, dan aku juga membutuhkanmu." Ucap Seokjin sambil menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silence [JinKook]
ספרות חובבים[Completed] Kim Seok Jin, seorang murid yang populer di sekolahnya karena ketampanannya, meskipun tidak terlalu pintar dan juga emosian. Seokjin diam diam mengagumi bahkan menyukai murid pindahan di kelasnya yang bernama Jeon Jung Kook, karena kepin...