"Dia selamat, untungnya anda meminta pertolongan dengan cepat, karena jika anda terlambat sedikit saja dia tidak akan selamat." Jelas dokter itu.
Seokjin menghela napas lega.
"Tapi....."
"Tapi...tapi apa seonsaengnim? Tapi apa?!"
"Pasien....mengalami koma."
*****
"A-apa?" Seketika Seokjin terdiam.
"Dan menurut perkiraan kami, kemungkinan dia kembali sadar sangatlah kecil."
Seokjin terdiam melamun, ia tidak tahu apa yang di katakan oleh sang dokter selanjutnya, pikirannya dipenuhi dengan Jungkook dan ketakutannya akan kehilangannya.
"Seokjin-nim." Panggil dokter itu yang ternyata mengenal Seokjin.
"Ah n-ne seonsaengnim, terima kasih." Seokjin membungkuk sejenak pada para dokter.
Para dokter pun pergi dari sana, dokter yang tadi berbincang dengan Seokjin menepuk bahu Seokjin beberapa kali.
"Sabar ya, berdoa saja semoga dia sadar kembali." Ucap dokter itu, kemudian langsung berlalu pergi meninggalkan Seokjin yang terdiam berdiri mematung.
-----
Jungkook telah di pindahkan ke ruang rawat, awalnya ia di tempatkan di bangsal umum, namun Seokjin membuat permintaan agar Jungkook di tempatkan di bangsal VIP.
Sedari di pindahkan tadi, Seokjin dengan setia terus berada di samping Jungkook, bahkan pakaiannya yang penuh dengan darah Jungkook pun belum ia ganti. Kedua tangannya setia menggenggam tangan Jungkook.
"Sayang kenapa kamu begini, hm? Kenapa kamu tega seperti ini padaku? Bukankah hari ini kita akan bermain menghabiskan waktu bersama? Kenapa kamu malah seperti ini?" Tanya Seokjin pada Jungkook yang tentunya tidak akan di jawab.
"Siapa yang melakukan ini, hm? Siapa yang melukaimu seprti ini? Tidak mungkin ini perbuatanmu sendiri, sangat jelas jika ini oleh orang lain." Ucap Seokjin, ia berusaha ingin mengobrol dengan Jungkook yang pastinya tidak akan merespon sedikitpun.
"Lihatlah wajah cantikmu ini jadi penuh dengan lebam." Seokjin membelai wajah Jungkook dengan hati hati, "Dan kepalamu yang terdapat otak pintarmu ini juga jadi di kelilingi oleh perban." Lanjutnya sembari mengusapi kepala Jungkook yang memang diberi perban karena terdapat luka di bagian belakang kepalanya.
Seokjin tak dapat menahan air matanya lagi, ia menangis, sungguh ia sangat terpuruk saat ini, melihat kondisi Jungkook yang sekarang membuat hatinya terasa sangat sakit, lebih sakit berkali kali lipat di bandingkan dengan saat Jungkook memutuskannya.
"Aku gagal lagi dalam menjagamu, kamu tertimpa kejadian buruk lagi karena aku tidak menjagamu dengan baik. Aku yang tidak pantas untukmu, aku benar benar bukan pacar yang baik, maafkan aku." Ucap Seokjin dengan nada bergetar, air matanya terus mengalir tanpa henti pada wajahnya.
Tepat setelah itu, kedua orang tua Seokjin masuk ke dalam ruang itu.
"Seokjin-a." Panggil Ny.Kim.
Seokjin pun menoleh dan menatap sang ibu, "Eomma." Balasnya sambil menangis.
Tanpa basa basi Ny.Kim langsung memeluk putra semata wayangnya itu, "Apa yang terjadi sayang kenapa Jungkook bisa seperti ini?" Tanyanya dengan nada bergetar karena menahan tangis.
"Aku tidak tahu eomma...hiks..." Jawab Seokjin sambil terisak.
"Eomma...hiks...dia tidak akan pergi kan? Dia tidak akan hiks...meninggalkan Seokjin kan?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silence [JinKook]
Fanfiction[Completed] Kim Seok Jin, seorang murid yang populer di sekolahnya karena ketampanannya, meskipun tidak terlalu pintar dan juga emosian. Seokjin diam diam mengagumi bahkan menyukai murid pindahan di kelasnya yang bernama Jeon Jung Kook, karena kepin...