"Aniya aniya, kamu tidak boleh pergi, tidak, tidak boleh, kamu harus kembali, kamu harus selalu berada di sampingku lagi, kumohon bangunlah, jangan tinggalkan aku, jebal."
Setelah itu, tiba tiba mesin EKG yang terletak di samping Seokjin mengeluarkan suara yang nyaring serta stabil. Seketika Seokjin terdiam membeku, ia mengangkat kepalanya lalu melihat layar monitor EKG itu, terlihat tiga garis yang sebelumnya naik turun kini hanya datar, itu menandakan jika Jungkook kini telah tiada.
"A-aniya, Jungkook-a, kamu- kamu masih hidup kan? Kamu- a-alat ini salah kan? Pasti alat ini rusak kan? Iya kan?"
"Jungkook-a jawab pertanyaanku! JAWAB!!"
*****
Seokjin pun bangkit dari duduknya dan langsung menekan tombol darurat beberapa kali sambil terus berteriak dan menangis.
"SEONSAENGNIM!! TOLONG!! Jungkook-a alatnya rusak kan? Kamu tidak meninggal kan? IYA KAN?!"
Saat itu juga beberapa dokter masuk dan menyuruh Seokjin untuk keluar sebentar, namun Seokjin menolaknya dan terus memberontak meski diseret.
"Tolong anda-"
"TIDAK MAU!! AKU MAU TERUS DI SAMPINGNYA!! JANGAN MENGUSIRKU!!'
Para dokter pun akhirnya menyerah dan membiarkan Seokjin tetap berada di dalam.
"Jungkookie sayang kumohon jangan tinggalkan aku, jebal." Mohon Seokjin dengan tangannya yang masih setia menggenggam tangan Jungkook.
Para dokter berusaha se-maksimal mungkin untuk mencoba menyelamatkan Jungkook, namun ternyata takdir berkata lain.
Setelah beberapa saat, para dokter menghela napas, mereka pun melepas satu persatu alat yang menempel pada tubuh Jungkook. Seokjin yang melihat itu tentu saja tidak bisa menerimanya.
"Kenapa kalian melepas semua alatnya?!! Dia masih hidup!!"
"Maaf." Hanya itu yang bisa di ucapkan para dokter.
"Tidak tidak. Jungkook-ku masih hidup, aku yakin! Kalian pasti berhasil menyelamatkannya kan? Dia sembuh total kan, makanya kalian melepas alatnya, kan? Iya kan?"
Para dokter hanya bisa menundukkan kepala, salah satu dari mereka menarik selimut untuk menutupi tubuh Jungkook hingga kepalanya. Setelah itu mereka membungkuk sejenak pada Seokjin dan pergi keluar dari kamar rawat VIP itu.
"YAK!! Kenapa kalian meninggalkan kita!! Dia pasti masih bisa selamat!! Kenapa kalian menyerah?!!" Protes Seokjin merasa tak terima para dokter itu pergi begitu saja meninggalkannya.
"Jungkook-a, sayang, kamu- kamu- kamu tidak pergi kan? Kamu- tidak meninggalkanku kan? Iya kan? Mereka salah kan? Iya kan? Jungkook-a jawab pertanyaanku! JEON JUNGKOOK!!"
Seokjin perlahan jatuh berlutut, ia pun menangis deras dengan masih setia menggenggam tangan Jungkook.
"Jeon Jungkook jangan tinggalkan aku hiks, kumohon bangunlah jebal hiks. Aku berjanji akan menjagamu lebih baik lagi, jadi kumohon bangunlah hiks."
Kedua orang tua Seokjin, juga Hoseok, Taehyung dan Mingyu yang ternyata berada diluar sedari tadi, masuk satu persatu dan menghampiri Seokjin.
"Jeon Jungkook kumohon bangunlah, jangan tinggalkan aku hiks."
"Sudahlah Jin, relakan saja dia, biarkan dia pergi dengan tenang." Ujar Hoseok sambil mengusapi punggung Seokjin.
"Kenapa? Kenapa?! Kenapa orang yang aku cintai selalu pergi meninggalkanku KENAPA?!!"
"Seokjin-a, jangan seperti ini, Jungkook pasti sedih disana melihatmu seperti ini, sudah tenang ya." Bujuk Ny.Kim sembari merangkul putra semata wayangnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silence [JinKook]
Fanfiction[Completed] Kim Seok Jin, seorang murid yang populer di sekolahnya karena ketampanannya, meskipun tidak terlalu pintar dan juga emosian. Seokjin diam diam mengagumi bahkan menyukai murid pindahan di kelasnya yang bernama Jeon Jung Kook, karena kepin...