18 | Shopping

216 9 0
                                    

"Ngapain lo kesini?"tanya Dareen sambil menatap sinis kearah pemuda itu.

"Aku kesini cuma maen aja,soalnya hampir seminggu kamu gak ada kabar,aku kangen ama kamu Len"balas pemuda itu.

"Gue gak kangen tuh sama lo"kata Dareen.

"Yeu elu mah gitu Len,eh btw lo kok dah punya anak ae,ini anaknya om Edric sama wanita lain ya?,atau lo yang buntingin anak orang terus yang lo buntingin tuh kagak mau ngerawatnya"katanya.

Plak

Geplakan diterima dengan senang hati oleh pemuda itu, pemuda itu meringis ketika kepalanya digeplak oleh Dareen.

"Sekate-kate lo kalau ngomong,ini anak orang jing"balas Dareen.

"Kalau dia anak orang kenapa gak lo balikin bego"kesal pemuda itu.

"Emak sama bapaknya gak tau kemana, niatnya sih gitu tapi ya gitu gak tau mau dibalikin kesiapa toh keluarganya kagak ada yang jemputnya"ucap Dareen.

"Ouh,terus lo mau ngerawat dia gitu?"tanyanya.

"He eum"balas Dareen.

"Lah,emang lo bisa ngerawat bocil?"tanya pemuda itu.

"Masih belajar,ada bibi juga yang bantuin kok, tenang ae gue mah slow ngerawatnya,dia juga gak cerewet"kata Dareen.

""Syukur deh kalau gitu,terus om Edric mau ngerawatnya juga?"tanyanya.

"Iya"balas Dareen.

"Btw sapa namanya?"tanya pemuda itu.

"Aiden Nius Cardellion, panggil Aden aja"kata Dareen, pemuda itu hanya mengangguk mengiyakan.

"Aden kenalin ini uncle Apin,dia ini sahabat mom yang udah mom anggap sebagai kakak sendiri,Aden manggilnya uncle aja atau boleh juga panggil aunty"ucap Dareen dan Aiden hanya mengangguk saja,lalu ia melanjutkan acara menontonnya.

"Pin"panggil Dareen kepemuda itu.

Pemuda yang tak lain adalah Gavin sahabatnya sekaligus kakak dari Dareen itu menoleh menatap Dareen dengan wajah bertanya.

"Tapi bicaranya jangan disini"kata Dareen dan Gavin hanya mengangguk saja.

"Aden,aden disini sebentar ya mom mau kedapur dulu sama uncle Apin"kata Dareen dan dibalas anggukan oleh Aiden.

Dareen membawa Gavin ketaman belakang,mereka duduk di ayunan, pandangan Dareen lurus kedepan berbanding terbalik dengan Gavin,ia menatap Dareen bingung kenapa dengan anak satu ini gak biasanya dirinya diam seperti ini.

"Tadi mau ngomong apa Len?"tanya Gavin.

Dareen menatap lekat Gavin, matanya berkaca-kaca,Ting satu tetesan air mata keluar dari pelupuk mata indah Dareen.

Gavin yang melihatnya pun langsung menyambar memeluk tubuh Dareen, menenggelamkan wajah Dareen kedadanya, Dareen menangis dalam diam.

"Kok nangis sih, katanya mau bicara hm"ucap Gavin lembut sambil mengelus rambut dan juga punggung Dareen secara bersamaan.

"Pin hiks soal hiks anak itu hiks"Dareen mendongakkan kepalanya menatap wajah Gavin.

"Kenapa dengan anak itu"tanya Gavin.

Gavin melepaskan pelukannya ia memegang tangan Dareen, memastikan Dareen agar Dareen bisa menceritakan semuanya.

Gavin mengusap pelan air mata yang keluar dari mata indah Dareen, mencoba menenangkan Dareen agar dia bisa yang sebenarnya tentang anak itu.

"Pin hiks,soal anak itu hiks"kata Dareen.

"Kenapa?,kalau gak siap cerita sekarang nanti aja diceritainnya,aku gak papa kok,aku bakal tunggu kamu siap buat cerita semuanya ke aku,sudah jangan menangis lagi"ucap Gavin mencoba menenangkan Dareen.

Mafia × PsichoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang