10 | Hotel

237 11 1
                                    

"Mbak"teriak Dareen ketika dirinya melihat mbaknya bersama Gavin dan juga kedua orang tua Gavin.

Dareen memeluk tubuh Sisca lalu berganti memeluk tubuh wanita paruh baya,dia adalah Jeana Devire istri dari Gilberto Devaputra sekaligus mama dari Gavin Julian Devaputra.

"Eum sayangnya mama"ucap Jeana sambil mencubit hidung Dareen.

"Semua udah disini kan?"tanya Emira dan dibalas anggukan oleh mereka.

"Baiklah ayo berangkat"ucap Emira.

Semua orang pun masuk kedalam pesawat pribadi milik keluarga Cardellion, sebentar lagi pesawat akan take off,mereka sudah berada didalam pesawat.

Beberapa jam lamanya mereka berada didalam pesawat akhirnya mereka sampai di Bali,atau lebih tepatnya sekarang mereka sudah dihotel bintang lima Bali.

Mereka pergi kekamarnya masing-masing, Edric dikamar sendirian lantaran Dareen meminta untuk tidur dikamar Gavin,tidak sendiri sih tapi ada Andrian yang menemaninya.

Hingga matahari berganti bulan mereka asik berbincang-bincang dirooftop hotel, pemandangan disana terlihat indah, noleh kesamping aja bisa melihat jalan raya yang terdapat banyak mobil yang berlalu lalang dan disampingnya lagi terdapat deburan ombak yang indah.

Dareen tak henti-hentinya melihat pemandangan yang indah itu,jika dirinya ada pilihan mau tinggal dimana,dia akan menjawab dia mau tinggal disini dengan seseorang yang dia cintai.

Dareen masih melihat pemandangan indah itu sampai dirinya tidak merasakan ada tangan yang memeluk pinggangnya dari belakang siapa lagi kalau bukan Edric pelakunya.

"Lihat apa?"tanyanya.

Dareen tersentak kaget,ia membalikan badannya dan sekarang wajahnya berjarak satu inci sehingga hidungnya dan hidung Edric menempel.

"A-apa yang kau lakukan"tanya Dareen gugup.

"Tidak ada,aku hanya memelukmu saja"balas Edric.

"Tapi ya jangan gini juga"ucap Dareen sambil melepaskan pelukan Edric.

Edric tersenyum lembut lalu ia melepaskan pelukannya dan mengusap lembut kepala Dareen.

Cup

Edric mengecup kening Dareen sedikit lama,sehingga seseorang datang menghampiri mereka siapa lagi kalau bukan Gavin dan Andrian yang setia menemani kekasihnya kemanapun kekasihnya pergi baik itu ke sumur,jurang,ataupun kematian,gak ah bercanda anjir.

"Ck, pengganggu"gumam Edric yang masih didengar oleh ketiga lelaki yang berbadan tidak sama itu.

Tak

Gavin menyentil kepala Edric, sedangkan Dareen dan juga Andrian menahan tawanya.

"Siapa yang lo bilang pengganggu hah,mau gue tenggelamin ke laut lo"kata Gavin dengan berkacak pinggang.

"..."

"Bisa-bisanya kakak iparnya dibilang pengganggu,nda tak restuin nanges"sindir Gavin.

Edric diam tak berkutik lalu ia melirik kesahabatnya yang diam-diam tertawa,seketika itu Andrian diam tak berkutik lantaran sahabatnya itu sudah menatap tajam kepadanya.

"Udah oy udah,cape gua nahan tawa"ujar Dareen.

"Udah ah Len kita tinggal aja mereka"ucap Gavin sembari menarik pergelangan tangan Dareen untuk menjauh dari kedua manusia kelebihan hormon tadi.

Sekarang mereka berdua ada di restoran hotel mewah itu,mereka duduk berdua,entah kemana hilangnya kedua manusia kelebihan hormon tadi.

"Baru aja kemarin kamu minta gendong aku,eh sekarang mau nikah aja"ucap Gavin tersenyum.

Mafia × PsichoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang