09 | Fitting Baju

325 10 0
                                    

"Ngapain kita kesini Ric?"tanya Dareen.

"Fitting baju"balas Edric.

Mereka sekarang berada di butik milik mommy Edric,Edric menyuruh mbak-mbak penjaga untuk mengambil baju yang sudah disiapkan oleh mommynya,karena kemarin mommynya sudah bilang kalau baju untuk pernikahan mereka sudah siap tinggal dipilih mana yang cocok.

"Ini mister"ucap mbaknya sembari membawa beberapa baju tuxedo yang ditata rapi dirak khusus.

"Sana pilih yang cocok"suruh Edric.

Dareen memilih dengan teliti baju mana yang cocok untuknya,karena ini akan menjadi momen spesial untuknya dan untuk orang yang sekarang menjabat sebagai kekasihnya,ya meskipun Dareen belum mencintai sepenuhnya tetapi dia merasa nyaman ketika dekat dengannya, apakah itu pertanda?, entahlah yang pasti dia akan menjadi horang kaya sesungguhnya.

Dareen masih memilih-milih baju yang pas dan cocok,hingga pada akhirnya dia memutuskan untuk mencoba satu persatu baju itu,karena Edriclah yang meminta.

"Ini cocok gak?"tanya Dareen.

Edric menggeleng, menurutnya warna itu terlalu mencolok, Dareen kembali mencoba baju yang lain dan itu semua masih tidak cocok dengannya.

"Ini gimana,jangan bilang ini gak cocok lagi,tak tebas palamu nanti Ric"sentak Dareen.

Dareen lelah ini sudah kedua belas kalinya ia mengganti bajunya dan itu semua tidak cocok dan pada akhirnya Edric terdiam ketika dirinya melihat Dareen begitu sangat sangat cantik dengan tuxedo berwarna putih dengan bunga mawar yang berada disaku bajunya dan juga baju itu tidak terlalu besar ataupun ketat jadi lumayanlah.

Edric memberikan satu jempol,Dareen pun bernafas lega karena dia sudah menemukan baju yang pas dan cocok untuk ia gunakan.

"Sekalian coba yang tuxedo untuk pesta"suruh Edric.

"Lagi"kata Dareen dan dibalas anggukan oleh Edric.

Dareen mengambil baju yang sudah disiapkan oleh mbaknya tadi, tidak berlangsung lama Dareen keluar dengan tuxedo berwarna biru muda,Edric yang melihatnya tidak mengedipkan matanya,ia masih setia melihat Dareen.

"Bagus gak"tanya Dareen.

"Bagus banget"balas Edric tersenyum.

"Udah ya,gue cape"kata Dareen dan dibalas anggukan oleh Edric.

Setelah sekian lama Dareen dan juga Edric memilih baju,bukan Edric sih yang cape tetapi Dareen yang cape karena yang mencoba bajunya semua itu Dareen,Edric hanya duduk diam dikursi yang sudah disiapkan disana.

Kini mereka berdua berada di restoran milik Edric sendiri, cukup mewah untuk restoran kelas atas,sampai Dareen dibuat cengo oleh Edric karena restoran miliknya begitu mewah dan elegant.

"Enak ya jadi lo,punya usaha sendiri,pengen ini itu langsung beli gak nabung dulu,lah gue gak punya usaha pengen ini itu aja nabung dulu atau enggak gak usah beli"ucap Dareen.

"Kalau kamu pengen apa-apa bilang aja,nanti aku beliin,kamu pengen usaha apa?"tanya Edric.

"Gua gak pengen usaha gua pengen jadi dokter aja"ucap Dareen.

"Yaudah kamu jadi dokter aja dirumah sakitku,gimana,kalau aku sakitkan ada kamu yang ngerawat aku"ucap Edric.

"Lo punya rumah sakit?"tanya Dareen dan Edric membalasnya dengan anggukan.

"Tapi gue gak sekolah,dulu sih kuliah ngambil jurusan kedokteran tapi ya gitu karena gak ada biaya putus deh sekolahnya"ucap Dareen.

"Mau kuliah lagi gak?,biar kamu bisa jadi dokter,tenang aku yang akan biayain"ucap Edric.

Mafia × PsichoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang