Danau yang berada di dekat mansion duke adalah salah satu tempat terbaik untuk Seanthasia bersantai.
Danau yang tenang dengan warnanya yang indah. Seanthasia biasanya akan menggelar tikar, dan menikmati kue favoritnya di sana. Dan itu sekarang.
Ini sudah seminggu sejak Killian didaftarkan menjadi anggota keluarga Duke of Vardion. Artinya, dia sudah resmi menjadi Kakak dari Seanthasia sekarang.
Namun Seanthasia sendiri belum pernah bertemu dengannya lagi sejak terakhir kali berjumpa dengan Killian. Anak itu seperti mengurung diri di dalam mansion.
Tapi entahlah, mungkin karena mansion itu sangat luas, sehingga keduanya jarang berpapasan. Bahkan Killian tidak keluar saat makan malam.
Kedua orang tua Seanthasia hanya mengatakan kalau Killian sedang tidak enak badan, sehingga makanannya harus diantarkan ke kamar.
Namun, terlepas dari itu, Seanthasia tidak peduli. Dia bahkan tidak sekalipun berniat menjenguk bocah laki-laki itu jika dia benar-benar sakit. Padahal ini sudah lewat seminggu sejak Killian diadopsi.
Meskipun alur cerita dalam novel yang asli mungkin sudah mengalami perubahan, karena dalam cerita aslinya. Killian yang diperlakukan buruk, membuatnya ingin membalas dendam. Dan ketika dia mengetahui bahwa dia merupakan seorang Putra Mahkota, dia berusaha untuk merebut kembali posisinya itu.
Tapi tidak ada yang akan menjamin, bahwa perubahan ini tidak akan membawa Killian ke ending yang berbeda. Karena itu Seanthasia harus melakukan rencananya ini. Tunggu! Apa maksudnya dengan itu? Ah ... sudahlah, lupakan saja.
Syukurlah, aku tidak bertemu dengan dia. Dengan begitu rencanaku akan berjalan tanpa hambatan.
Tiba-tiba Seanthasia tersedak oleh kue yang ia makan sendiri. Iris matanya melebar ketika melihat Killian yang berada di sisi lain danau.
Tangannya mencengkram kuat kuat tikar piknik. Lalu tangannya naik untuk menepuk-nepuk dadanya.
Suara batuk itu terdengar hingga membuat Killian mendekat ke arahnya. Ketika anak laki-laki itu sudah berada di samping Seanthasia, dan tangannya hendak menepuk punggung gadis itu.
Seanthasia dengan cepat berbalik dan menyipitkan matanya. Batuknya sudah berhenti, namun napasnya masih naik turun tak karuan.
"Apa yang kau lakukan?! Jangan sentuh aku!" Tangan Seanthasia mendorong bahu Killian.
Dorongan dari Seanthasia membuat badan anak laki-laki yang lebih tinggi darinya itu terhuyung ke belakang.
Killian terjebur ke dalam danau itu. Suara riak air terdengar bersamaan dengan jatuhnya Killian.
"Tolong! Tolong aku!" Lengan anak laki-laki yang masih memiliki luka lebam itu melambai-lambai di atas air meminta pertolongan.
Kepalanya terus berusaha untuk tetap berada di atas permukaan air, dengan mulutnya yang terbuka membiarkan udara masuk untuk terus bernapas.
Matanya memperhatikan Seanthasia yang hanya diam melihat dia tengah berjuang untuk keluar dari air.
"Eukh!" Tubuh Killian seolah terus tertarik ke dasar danau. Kaki dan tangannya itu terus bergerak seiring dengan dia yang semakin panik.
Tidak ada seorangpun di danau itu selain dia dan Seanthasia. "Tolong..." Suaranya mulai terdengar lemah
"Tolong, tolong aku," pintanya untuk kesekian kali. Tidak ada tanggapan apapun dari Seanthasia.
Gadis itu hanya menatap Killian yang masih terus berjuang dengan tatapan datar. Kuatkan dirimu Seanthasia, batinnya.
Tangan gadis itu mengepal di samping tubuhnya. Sementara Killian yang tidak bisa berenang mulai kelelahan untuk tetap mempertahankan kepalanya berada di atas permukaan air danau.
KAMU SEDANG MEMBACA
JANGAN TERLALU MENYUKAIKU [END]
Fantasy[REINKARNASI KE DALAM NOVEL BL] Seanthasia sedari awal sudah bertekad untuk hidup damai tanpa memperdulikan para tokoh utama dalam novel tempat ia mendapatkan kehidupan keduanya. Semuanya berjalan dengan baik, sampai Duke of Vardion--Ayahnya, membaw...