Anak Duke of Airith

4K 358 15
                                    

"mau kemana?" Killian tersenyum tipis melihat Seanthasia dengan topi lebar yang bertengger cantik di kepalanya.

"Aku akan bertemu dengan Hestia, kita akan minum teh bersama."

"Oh! Benarkah? Kalau begitu, selamat bersenang-senang!"

Keduanya saling berbalas senyum sebelum akhirnya pergi ke arah yang berlawanan.

Seanthasia berjalan cepat menuju halaman depan. Langkahnya semakin dipercepat kala melihat kereta kuda yang berhenti.

"Hestia...!"

"Seanthasia...!"

Mereka berdua berpelukan seolah sangat jarang bertemu. Seanthasia menenggelamkan wajahnya pada lekuk leher Hestia.

Kaki keduanya digerakkan secara bergantian, membuat tubuh mereka terombang-ambing ke kanan dan kiri.

Hestia mendorong Seanthasia dan menarik wajahnya. "Ah! Aku membawa orang lain yang akan bermain bersama kita hari ini," ucapnya sembari memegang lengan atas Seanthasia.

Gadis yang lebih muda dua tahun dari Hestia ini mengernyitkan keningnya. Dia melihat dari balik punggung Hestia, seorang anak perempuan seusianya turun dari kereta kuda yang sama.

Matanya lalu bergerak turun pada bocah laki-laki yang bersembunyi di balik punggung Kakak perempuannya.

Rambut hitam serupa obsidian. Mata coklat yang tampak jernih, serta anting yang menggantung di telinga kanannya.

Shion?! Dalam sekali lihat. Seanthasia bisa mengenali anak laki-laki ini. Dia terlalu mencolok untuk dilupakan.

"Perkenalkan, Seanthasia. Mereka anak Duke of Airith dari Kerajaan Constantine," ucapnya sembari memegang kedua tangan Seanthasia.

Tangan kanan Hestia naik untuk menunjuk kakak beradik itu secara bergantian. "Dia Claudia Airith. Lalu, adiknya, Shion Airith."

"Hai..." Seanthasia merekahkan senyumnya yang tampak dipaksakan.

Tiga anak perempuan dan seorang anak laki-laki yang lebih muda dari ketiganya itu kini tengah duduk melingkari meja dengan beragam cemilan enak.

Tidak ada satupun yang buka suara, bahkan sekarang sudah lewat sepuluh menit, dihitung sejak mereka duduk.

"Woah ... jadi agak canggung, ya?" Ketiga orang lainnya yang mendengar apa yang dikatakan oleh Hestia terpekik.

Sementara Hestia sendiri mengigit biskuit yang sempat tertahan karena harus bicara. Mata merah itu melirik Seanthasia yang tengah mengkibas-kibaskan tangannya sendiri pada wajah.

Seanthasia bukannya tidak mau mengobrol, namun dirinya sekarang sedang berada di bawah tekanan seseorang.

Anak laki-laki yang duduk berhadap-hadapan dengan Seanthasia ini tengah menatap Seanthasia tanpa berkedip.

Ah! Dia berkedip! Seanthasia akhirnya bisa melihat momen Shion berkedip, meskipun dia berkedip perlahan.

Tangan Seanthasia terulur untuk menyelipkan jarinya diantara gagang cangkir. Dia ingin acuh terhadap tatapan Shion.

"Hestia punya banyak teman, ya?" Seanthasia yang menjeda untuk minum teh kini beralih melirik Hestia.

Gadis rambut oranye itu terkekeh atas pertanyaan Seanthasia. "Tidak juga, hanya kebetulan saja Duke of Airith punya kepentingan dengan Ayahku."

Seanthasia mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Ayah Hestia--Count Erick Nicholas memang punya relasi yang luas.

"Permisi."

JANGAN TERLALU MENYUKAIKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang