Alisnya menyipit. Lucian mencengkram dokumen yang sedari tadi ia pandangi dengan sangat erat.
Kertas itu sampai berkerut dibuatnya. "Kenapa tidak ada perkembangan sedikitpun?" Nadanya naik. Tangannya melepaskan selembar kertas itu. Membuatnya jatuh perlahan ke atas meja.
Orang yang duduk berhadapan dengannya ini juga menurunkan alisnya mendekati mata.
Meskipun orang itu menggunakan topeng tikus yang hanya menutupi bagian mata, namun ekspresinya dapat terbaca sekarang.
"..."
Lucian menaikkan sebelah alisnya. "Tidak ada jawaban? Baiklah ... katakan kepadaku. Berapa harga yang perlu aku tambahkan untuk mempercepat ini?"
Pria dengan topeng tikus itu menggelengkan kepalanya. "Anda tidak perlu membayar apapun lagi. Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk mencari orang yang memberikan kutukan itu. Dan, membawanya pada anda, Yang Mulia Duke."
"Baiklah, aku ingin hal itu secepatnya. Aku tunggu kabar baiknya." Lucian lalu beranjak pergi.
Pria bertopeng itu hanya membungkukkan badannya tanpa mengantar Lucian keluar dari ruangan itu.
Lucian kini sudah keluar dari kedai kopi itu dengan menggunakan jubah hitam.
Jika dari luar, kedai kopi ini terlihat seperti kedai pada umumnya. Namun, pada kenyataannya, tempat itu merupakan tempat bertemunya anggota Little Mouse dengan kliennya.
Dan salah satu klien mereka adalah Lucian. Dia membayar serikat Little Mouse, guna untuk mencarikan orang yang memberikan kutukan pada Killian.
"Apakah sudah selesai, Yang Mulia?" tanya seorang kusir yang mengantarkan Lucian menuju kedai kopi.
Lucian menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri, dia mencari sesuatu.
"Kau tunggulah di sini. Aku ingin membeli sesuatu sebelum pulang." Lucian langsung melangkahkan kakinya.
Langkahnya berhenti tepat di depan toko bunga. Tubuhnya condong ke depan untuk memilih bunga yang akan ia hadiahkan untuk Casandra dengan lebih seksama.
"Tidak ada yang bagus," gumamnya. Mata Lucian sangat jeli jika menyangkut hal ini.
Dia kembali mengedarkan pandangannya untuk melihat toko bunga yang lain dari tempatnya berdiri.
Apa sebaiknya, aku tidak perlu membeli bunga? Dia menghela napasnya.
Tapi, tiba-tiba matanya menangkap anak kecil yang membawa sebuket bunga di tangannya. Buket itu dirangkai dengan sangat cantik.
"Permisi. Nak! Di mana kau membeli rangkaian bunga itu?" Anak itu memiringkan kepalanya saat ditanya oleh Lucian.
Anak kecil yang terlihat lebih kecil dari Seanthasia ini melihat bunga yang ia pegang, dan kembali melihat Lucian. "Oh! Ini? Aku membelinya di toko bunga di dalam gang itu." Jari telunjuknya menunjuk ke gang yang di maksud.
"Gang sempit itu?" Lucian seperti tidak percaya di dalam gang sempit dan gelap itu ada toko yang menjual bunga.
Anak kecil itu mengangguk dengan cepat.
"Ah ... baiklah, kalau begitu terimakasih." Lucian membuka kantung berisi uang koin. Dia mengambilnya satu dan memberikannya pada anak itu.
Mata anak kecil ini berbinar saat menerima koin emas. "Woah...! Terimakasih Tuan! anda baik sekali."
Lucian tersenyum padanya, lalu pergi menuju gang sempit nan gelap itu.
Saat kakinya baru masuk, decitan tikus-tikus sudah mulai terdengar. Lucian melangkahkan kakinya dengan lebih hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
JANGAN TERLALU MENYUKAIKU [END]
Fantasía[REINKARNASI KE DALAM NOVEL BL] Seanthasia sedari awal sudah bertekad untuk hidup damai tanpa memperdulikan para tokoh utama dalam novel tempat ia mendapatkan kehidupan keduanya. Semuanya berjalan dengan baik, sampai Duke of Vardion--Ayahnya, membaw...