JTMS2 | Kyle + NC

1.7K 136 2
                                    

Beberapa hari sudah terlewat sejak Seanthasia menginjakkan kakinya di Istana Matahari.

Dan, dalam beberapa hari itu juga, Seanthasia selalu berada di bawah pengawasan Kyle.

Seperti sekarang, dia duduk berhadapan dengan Kyle. Sementara, Kyle menyilangkan kakinya sembari menatap kertas yang ia pegang.

Sebuah dokumen? Entahlah, Seanthasia tidak tahu, dia hanya menfokuskan pandangannya pada Kyle.

Mata Kyle naik hingga bertemu dengan Seanthasia. "Ada apa, Lady? Apa ada sesuatu yang menarik perhatian anda sehingga anda begitu memperhatikan saya sedari tadi?" tanyanya sebelum kembali terpaku pada kertas.

"Em ... sebenarnya, tidak ada sesuatu yang bisa saya lihat selain anda di sini. Tapi, jujur saja, saya sedikit penasaran dengan kertas itu," jelasnya.

"Kertas ini?" Kyle menaikkan alisnya. Dia kembali menatap Seanthasia. "Kertas ini berisi laporan dari Duke of Airith."

"Shion?" ucapnya lirih.

Kyle terkekeh geli mendengarnya. Kertas berisi laporan itu dia letakkan di atas meja. "Mendengar kata Duke of Airith, membuat anda langsung teringat dengan penerus Duke itu, ya?"

Dia menghela napasnya. "Padahal, dia bahkan belum secara resmi mewarisi gelar Duke," ucap Kyle sembari cemberut.

Seanthasia langsung menggulirkan matanya ke arah lain. "Ya ... bagaimanapun juga, Shion pernah menjalani hubungan dengan saya. Terlebih, Duke of Airith memang terkenal dengan keturunannya yang semua berambut hitam, itu sebabnya saya langsung terpikirkan tentang Shion."

Alasan keturunan itu hanya pengalihan isu. Sebenarnya, Seanthasia masih belum bisa melupakan Shion sepenuhnya. Dan Kyle tahu kenyataan itu.

Kyle lalu bangkit dan mengambil permen kubus berwarna putih dari wadahnya.

Dia mendekati Seanthasia dan meletakkan tangannya pada sandaran sofa tepat di samping kepala Seanthasia.

"Apakah saya harus mewarnai rambut saya menjadi hitam agar anda dapat mengingat saya sepanjang waktu?" tanya Kyle. Ibu jarinya mendorong masuk permen kubus itu ke dalam mulut Seanthasia.

Kemudian, Kyle mengusap bibir wanita ini perlahan dengan ibu jarinya. Membuat Seanthasia makin mematung.

Seanthasia menatap mata ungu Kyle lekat. Mungkin, Seanthasia baru menyadarinya sekarang.

Perlakuanku pada Kyle dan Killian sangat berbeda. Berbeda dengan Killian, aku merasa lebih rileks jika ada di samping Kyle. kalbunya.

Mungkin, karena ... kita hanya sesekali bertemu.

~~*~~

Begitu melihat Seanthasia, pria itu langsung berlari dan bergegas memeluknya.

"Kecil...! Kau membuatku sangat khawatir." Pinggang Seanthasia dipeluk semakin erat.

"Apakah kau tahu seberapa khawatirnya aku?!" Nadanya meninggi. Jeremy membenamkan wajahnya pada bahu Seanthasia.

"Tidak cukup dengan kepergian Paman dan Bibi. Kau membuatku terkejut karena pergi tanpa kabar dan baru kembali hari ini. Setelah dua minggu. Betapa lamanya," gerutu Jeremy.

"Aku bahkan tidak bisa menemukan Killian di manapun. Kalian semua seperti ditelan tanah di saat bersamaan." Cengkraman Jeremy makin menguat pada punggung Seanthasia.

"Jangan buat aku lebih khawatir lagi, Kecil..." Jeremy menghela napasnya. Dia sepertinya sudah cukup untuk memberitahukan semua yang ingin dia katakan.

JANGAN TERLALU MENYUKAIKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang