Dia hanya diam saja?! Padahal aku sudah mati rasa disini. Batinnya ketika mata hitam pekat itu melihat Seanthasia yang tidak tergerak sama sekali untuk menolongnya.
Mulutku sudah penuh dengan air sekarang. Apa ... pada akhirnya aku akan mati tenggelam seperti ini? Mata Killian mulai terpejam. Air danau itu rasanya menerobos masuk ke dalam mulut dan hidungnya. Tubuhnya perlahan turun ke dasar danau.
Pandangannya yang sudah kabur masih sempat menangkap siluet seseorang yang menarik dirinya keluar dari air sebelum dia pingsan sepenuhnya.
Wajahnya berkedut. Matanya kembali terbuka perlahan. Cahaya yang tiba-tiba menusuk masuk, membuatnya harus berkedip beberapa kali.
Yang pertama Killian lihat saat bangun dari pingsannya adalah atap kamar. Kamar luas yang ia dapatkan dari Duke.
Kepalanya menoleh ke samping. Jelas, tidak ada seorangpun di kamar itu selain Killian.
Pada dasarnya, aku memang tidak memiliki siapapun di sisiku.
"Ah! Anda sudah sadar Tuan muda! Syukurlah," ucap Willian--Dokter keluarga Duke--ketika ia melihat Killian yang hendak duduk.
William yang masuk tanpa mengetuk pintu itu bergegas membantu bocah laki-laki ini duduk.
Dia dengan cekatan memeriksa kembali kondisi tubuh Killian. "Syukurlah, anda baik-baik saja. Luka lebam yang ada di lengan dan badan anda juga mulai samar." Willian tersenyum. Senyumnya itu sangat lembut dan tulus.
Dokter muda itu melepaskan kacamatanya seraya menghela napas lega. "Kalau begitu saya akan memberitahukan ini pada Yang Mulia Duke dan Yang Mulia Duchess."
Sebelum dia keluar dari kamar tidur itu, pria ini sempat membalikkan badannya. "Dan. Tolong jangan banyak bergerak, anda masih perlu banyak istirahat."
Mata Killian memperhatikannya melenggang pergi. "Apa itu tadi?" gumamnya. Dia tiba-tiba merasa kosong. Semuanya berjalan terlalu cepat.
Beberapa saat setelah Willian pergi, kini giliran kedua orang tua Seanthasia yang datang. "Killian! Syukurlah kamu baik-baik saja."
"Maaf karena saya merepotkan anda Yang Mulia Duchess," ucap Killian tanpa menatap wajah Casandra.
Namun, tiba-tiba Killian merasakan tangan milik seseorang menekan kepalanya. Belaian yang terasa ringan itu punya kehangatan tersendiri.
"Kau membuat kami semua sangat khawatir. Sudah seminggu sejak kau tidak sadarkan diri." Lucian menghela napasnya, lalu tangannya berhenti membelai rambut hitam anak itu.
"Seminggu?" tanyanya dengan ekspresi datar, namun nadanya tampak sedikit terkejut.
Killian menatap Lucian dan Casandra secara bergilir. Pertanyaannya mendapat anggukan kepala dari pasangan suami istri itu.
"Sebaiknya kau istirahat, kalau memungkinkan juga, jangan beranjak dari tempat tidur untuk saat ini," pinta Casandra seraya menerima uluran tangan dari Lucian untuk membantunya berdiri dari duduk.
"Baiklah. Terimakasih Yang Mulia Duke, dan Yang Mulia Duchess. Anda berdua telah merawat dan menerima saya dengan sepenuh hati." Killian meletakkan tangannya di depan dada.
"Tidak perlu berterimakasih Killian, sudah menjadi tanggung jawab kami untuk merawatmu. Karena kau adalah bagian dari Duke of Vardion sekarang." Ucapan Lucian diangguki setuju oleh Casandra.
Casandra menekuk kedua lututnya, tangannya naik untuk menggenggam tangan Killian. "Dan maafkan kami. Sebagai orang tua Seanthasia-."
"Jangan seperti itu Yang Mulia Duchess. Saya baik-baik saja sekarang." Killian berusaha menarik tangannya, namun dia merasa tidak enak pada Casandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
JANGAN TERLALU MENYUKAIKU [END]
Fantasy[REINKARNASI KE DALAM NOVEL BL] Seanthasia sedari awal sudah bertekad untuk hidup damai tanpa memperdulikan para tokoh utama dalam novel tempat ia mendapatkan kehidupan keduanya. Semuanya berjalan dengan baik, sampai Duke of Vardion--Ayahnya, membaw...