Batu belah

6K 592 5
                                    

Setelah insiden tabrakan tersebut. Kini Seanthasia bertemu lagi dengan Killian di meja makan. Keduanya duduk berhadapan.

Orang tua mereka sangat menyadari bahwa Seanthasia sangat jarang berinteraksi dengan Kakak angkatnya ini. Begitu juga sebaliknya.

Namun, dari sudut pandang Lucian, Seanthasia, 'lah yang menutup diri. Hal itu sangat terlihat dari ekspresi wajahnya setiap kali bertemu dengan Killian.

"Seanthasia. Sering-seringlah bermain dengan Kakakmu. Kalian berdua akan terus bersama sampai dewasa nanti. Begitu juga dengan Killian." Perkataan dari Lucian hanya mendapatkan anggukan kepala dari keduanya.

Pria itu menghela napasnya, pandangannya sekarang terfokus pada Killian yang tengah menyantap makanannya.

Apakah mengadopsi Killian adalah keputusan yang tepat? Dia tampak begitu pendiam. Apa dia tidak senang berada di sini? Lagi-lagi Lucian menghela napasnya. Aku masih tidak menyangka. Anak sekecil itu memiliki kutukan yang mengerikan. Siapa yang dengan teganya mengutuk dia?

Lamunan Lucian seketika buyar karena Casandra mencubit lengannya. "Jangan melamun saat di meja makan," ucapnya.

"Ah! Ahaha ... maafkan aku, sayang." Pipi Lucian merona saat mengatakan hal itu.

Casandra mengerucutkan bibirnya, matanya melirik ke arah lain, lalu kembali menatap Lucian. "Bagaimana dengan hal itu?" ucapnya lirih.

Lucian yang paham akan arah pembicaraan ini menggelengkan kepalanya pelan. "Aku belum menemukan apapun."

Jawaban Lucian membuat kening Casandra mengerut. "Kenapa kau tidak membayar jasa dari Serikat Little Mouse saja?"

Serikat Little Mouse adalah serikat yang menerima berbagai permintaan dari kliennya, baik itu mencari informasi, menjual infomasi, bahkan melayani untuk menjadi pembunuh bayaran.

"Itu sudah aku lakukan, tapi belum ada laporan lebih lanjut lagi yang datang padaku." Casandra menganggukkan kepalanya mendengar hal itu.

Sementara, Seanthasia yang mendengarkan pembicaraan kedua orang tuanya ini tidak paham satupun apa yang kedua orang itu bicarakan. Mungkin memang hanya Ayah dan Ibunya yang tahu.

Trang!

Suara sendok yang jatuh itu membuat Killian secara otomatis menjadi pusat perhatian sekarang.

Dari pelipisnya keluar keringat, membuat Seanthasia terus memperhatikan gelagat Killian yang semakin aneh.

"Saya ... saya permisi dulu, permisi." Suara Killian gemetar. Dia melangkah pergi meninggalkan ketiga orang yang masih di meja makan itu.

Casandra dan Lucian hanya bisa menatap satu sama lain, mereka paham betul situasi Killian saat ini.

Jadi satu-satunya orang yang tidak tahu apapun yang sedang terjadi di sini hanya, aku?! Anak kecil ini mengigit potongan daging terakhirnya. Tak lupa dia menyantap hidangan penutup sebagai pencuci mulut.

Dia tidak lupa tentang apa yang terjadi pada Killian tadi. Selesai makan, dia memutuskan untuk kembali ke kamarnya.

Apa yang sebenarnya terjadi pada Killian? Tangannya mengusap dagu.

Uh! Andai saja, di dalam bukunya ceritakan apa yang terjadi pada Killian kecil. Sayang sekali, hanya ada narasi untuk bagian itu. Seanthasia melebarkan matanya.

Ah! Seanthasia! Apa kau hampir lupa prinsipmu?! Harusnya kau tetap tidak peduli tentang apapun yang terjadi pada Killian! Dan jangan sampai terlibat. Dia memukul pipinya bergantian.

JANGAN TERLALU MENYUKAIKU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang