Pembelajaran tiga pertemuan dengan Riftan selesai hari ini. Kelas yang paling menyenangkan sejauh ini.
Seanthasia seperti hanya bermain merangkai bunga. Tapi, kemampuannya merangkai bunga dalam vas memang sudah naik tingkat.
Jadi, hari ini sudah seminggu sejak kelas berakhir. Sekarang, waktunya Seanthasia mengikuti Casandra untuk menyiapkan, atau lebih tepatnya memilih gaun guna dipakai saat pesta dansa di istana.
Pesta dansa yang diselenggarakan untuk memperingati hari berdirinya kerajaan. Sementara para rakyat jelata merayakan festival, para bangsawan akan berada di istana, sekedar untuk bersulang.
"Lihatlah warna kain ini, Yang Mulia Duchess! Warna ini sedang naik daun sekarang!" Pemilik butik secara eklusif langsung melayani Casandra.
Kain berwarna kuning direntangkan di hadapan Casandra. Wanita itu meletakkan tangannya pada pinggang. Matanya naik turun untuk memperhatikan kain tersebut.
Motifnya, warnanya, juga bahannya menjadi pertimbangan yang sangat penting sekarang.
Mata hijaunya melirik ke belakang sebelum membalikkan badan sepenuhnya menghadap Seanthasia dan Killian yang tengah duduk di sofa.
"Bagaimana menurut kalian?" Dia tersenyum sembari memamerkan kain kuning itu pada Killian dan Seanthasia.
Berbeda dengan Killian yang mengangguk pelan, Seanthasia menganggukkan kepalanya sangat cepat. Dia bahkan mengacungkan jari jempolnya.
"Itu sangat bagus, Ibu!" ucap keduanya serempak.
Casandra kembali melihat kain itu. Semua orang termasuk pegawai butik sudah menampilkan senyum yang sangat profesional. Senyum yang sudah mereka tahan selama beberapa jam.
"Em...!" Dia berpikir cukup lama. "Aku ingin coba melihat warna yang lain."
Senyum pemilik butik luntur, begitu juga dengan yang lain. Sang pemilik segera melipat kain kuning itu dan menggantungnya di atas lengan. Dengan segera, pemilik butik berjalan mengambil kain yang belum Casandra lihat.
Killian dan Seanthasia menghela napasnya panjang. Seanthasia semakin tenggelam ke dalam sofa empuk yang disiapkan untuk pelanggan khusus.
Mereka bertiga sudah ada di butik langganan keluarga Duke of Vardion sejak pagi. Kedua anak kecil itu bahkan merasa pantat mereka kebas sekarang.
"Kakak..." ucap Seanthasia lirih. Tubuhnya hampir setengah berbaring sekarang. Kakinya menyentuh lantai marmer. Dia tampak seperti es krim yang meleleh.
"Iya?" Mata hitam itu masih memperhatikan Casandra yang sibuk memilih kain sebagai bahan untuk dibuat gaun.
Killian adalah anak baik yang akan diam tanpa mengeluh saat menemani Ibunya berbelanja. Dia bahkan meletakkan kedua tangannya di atas lutut.
"Kakak!" panggil Seanthasia lagi. Dia kali ini sudah berdiri. Mata hijaunya bertemu dengan mata hitam pekat Killian. "Jika Ibu mencari aku. Katakan padanya, kalau aku sedang berjalan-jalan di luar."
Adik kecil Killian itu melenggang pergi dari butik dengan santai. Suara bel pintu terdengar bersamaan ketika dia sepenuhnya melangkah keluar butik.
Sepuluh langkah telah ia capai sejak melangkahkan kaki keluar dari butik.
Mata Seanthasia melirik ke belakang. Jelas sekali suara sepatu seseorang terdengar tepat di belakangnya. Orang itu membuntuti Seanthasia.
"Kenapa kau mengikutiku?" tanya Seanthasia setelah berbalik badan.
Killian yang secara terang-terangan juga meninggalkan butik dan mengikuti Seanthasia dari belakang, kini harus menunduk untuk melihat Seanthasia yang lebih pendek darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JANGAN TERLALU MENYUKAIKU [END]
Fantasía[REINKARNASI KE DALAM NOVEL BL] Seanthasia sedari awal sudah bertekad untuk hidup damai tanpa memperdulikan para tokoh utama dalam novel tempat ia mendapatkan kehidupan keduanya. Semuanya berjalan dengan baik, sampai Duke of Vardion--Ayahnya, membaw...