"Kecil!"
Sangat familiar. Ia mengenali suara itu. Panggilan dari Jeremy membuatnya membalikkan badan.
"Kau sudah lama datang kemari, Kecil?" tanyanya. Jeremy dengan enteng mencomot tangan Seanthasia dan meletakkannya pada pipi.
Gadis itu menatap Jeremy malas. Bola matanya berputar. Dia ingin sekali menarik tangannya. Tapi, apakah dirinya akan dianggap tidak sopan pada Putra Mahkota?
"Sudah cukup, Yang Mulia."
Jeremy sedikit tersentak karena Killian dengan paksa menurunkan tangan Seanthasia dari pipinya.
Dia sempat membeku beberapa detik sebelum akhirnya tersenyum miring. "Apa ini? Padahal aku hanya ingin dekat dengan adik sepupu. Benar, kan, adik sepupu?"
Seanthasia hanya diam saat Jeremy beralih menatapnya. Kemudian, dia membuka mulut, seperti hendak mengatakan sesuatu. Namun, dia kembali merapatkan mulutnya. Seanthasia tahu jika Jeremy merupakan orang yang suka seenaknya sendiri.
Gadis sepuluh tahun itu hanya mengangguk dan menghela napas.
Berbeda dengan Killian yang menatap Jeremy sinis. Jeremy justru tidak mempedulikannya. Dia malah meraih bahu Seanthasia. "Aku sudah secara khusus meminta pada koki untuk menyiapkan kue blueberry." Jeremy kembali menarik senyumnya. "Itu kesukaanmu, kan?" lanjutnya lirih.
Seanthasia diam sejenak, matanya bergerak dari tangan kiri Killian yang meraih bahunya menuju meja panjang yang penuh dengan makanan. "Tunjukkan padaku tempatnya."
Jeremy semakin merekahkan senyumnya. Dia sudah menduga kalau Seanthasia akan tertarik dengan apa yang ia tawarkan.
Keduanya berjalan meninggalkan Killian yang masih mematung di tempat. Sementara bahunya terus didorong oleh Jeremy, kepala Seanthasia menoleh ke belakang.
Yang bisa ia lihat adalah wajah datar Killian. Dia seolah tidak suka jika Seanthasia ikut dengan Jeremy.
Seanthasia kembali melihat ke depan. Matanya sudah bisa menangkap kue blueberry berukuran besar. Maaf Killian, kue blueberry terlalu sayang untuk ditolak, batin Seanthasia.
Dia dan Jeremy memakan kue yang sama. Kue yang sangat enak, membuat Seanthasia semakin menyukai kue favoritnya ini.
Garpu yang Seanthasia gunakan untuk makan tertahan di dalam mulut. Dia tiba-tiba tenggelam dalam pikirannya sendiri. Apakah hubungan Killian dan Jeremy tidak bagus? Aku pikir mereka sudah jadi teman dekat saat Jeremy berkunjung. Itulah yang ada dalam pikirannya saat ini.
"Seanthasia."
"Ah! Iya?" Lamunannya buyar.
Jeremy seakan tidak lelah. Dia tersenyum. "Apa yang sedang kamu pikirkan? Aku sampai harus memanggilmu tiga kali, loh!" ungkapnya.
"Em..." Dia menggeleng cepat setelahnya. "Bukan apa-apa."
Seanthasia kembali memakan kue itu. Rasanya agak canggung sekarang. Keduanya kini terdiam.
Mata hijau Seanthasia memperhatikan Killian yang pergi meninggalkan aula bersama seorang pelayan. Kemana perginya?
Dia tidak mengejar Killian atau apapun, Seanthasia berpikir jika Killian akan tetap aman selagi masih berada di sekitar istana.
Keduanya masih terdiam. Hingga potongan terakhir tersisa pada piring kecil Seanthasia, Jeremy baru membuka mulutnya kembali. "Kemana perginya Paman dan Bibi, Kecil?"
"Baru bertanya sekarang?" tanya balik Seanthasia. Padahal, Jeremy seharusnya sudah tahu alasannya. Darimana saja dia?
Jeremy tersenyum, dia seperti sangat menunggu Seanthasia menjawab pertanyaan mudah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JANGAN TERLALU MENYUKAIKU [END]
Fantasy[REINKARNASI KE DALAM NOVEL BL] Seanthasia sedari awal sudah bertekad untuk hidup damai tanpa memperdulikan para tokoh utama dalam novel tempat ia mendapatkan kehidupan keduanya. Semuanya berjalan dengan baik, sampai Duke of Vardion--Ayahnya, membaw...