Happy New Year 2024
Wish you all the best for the next 365 days
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Jika aku mengatakannya, apa kau akan masih sayang padaku dan tidak membenci atau takut kepadaku?"
"Apakah itu bisa mengubah rasa sayangku padamu?" Jin mengangguk sedih kemudian menatapku sambil menggigit bibir bawahnya ragu.
"Aku akan tetap sayang padamu. Aku janji." Jawabku. Jin tersenyum mendengarnya. Lalu mulai bercerita mengenai dirinya.
"Aku, seperti yang sudah kau lihat..bukanlah makhluk normal sepertimu..aku memiliki kekuatan. Aku bisa terbang.. " Jin kemudian membuat dirinya yang dalam posisi duduk di sofa terbang masih dalam posisi sama kemudian menurunkan dirinya kembali ke atas sofa.
"Aku juga bisa teleportasi." Tiba-tiba dia menghilang dari sofa dan muncul diatas kasurku dan kembali ke sofa lagi. Membuatku harus bolak balik melihat dimana dia berada.
"Aku bisa berteleportasi sendiri, jika aku harus membawamu, maka aku harus mengecup bibirmu. Jika aku harus membawa teman baik laki-laki maupun Perempuan saat teleportasi, maka aku dan dia harus sama-sama mengenggam tangan." Lanjutnya lagi.
"Sebelumnya aku juga sudah menceritakan kepadamu mengenai ramalan dan energi. Aku tidak bisa makan dan minum seperti manusia pada umumnya. Kau sendiri melihatku begitu kepayahan waktu itu. Makanan dan minuman biasa yang masuk kedalam tubuhku bagaikan racun yang menggerogoti kesehatanku. Hanya kau yang bisa mengobatiku dengan tidur berpelukan sambil menyentuhku. Warna rambut ini adalah efek samping dari racun tersebut. Rambutku akan menghitam dengan sendirinya jika aku sudah sehat seperti semula. Efek samping lainnya adalah aku akan bersikap seperti anak kecil tiba-tiba selama beberapa saat kemudian kembali normal kembali. Masa kambuhnya tidak terdeteksi. Jika kambuh, jangan sampai si anak kecil ini menggunakan kekuatannya karena dia tidak bisa mengendalikannya." Jelas Jin sambil menunjuk ke dirinya sendiri.
"Darimana asalmu, Jin?" Tanyaku penasaran, karena manusia biasa tidak mungkin memiliki kekuatan-kekuatan itu.
"Jauh.. " Jawabnya singkat.
"Dimana?" Aku mulai takut dengan jawaban yang akan diucapkan oleh Jin.
Jin langsung mengangkat telunjuk kanannya dan menaikkan tangannya lurus ke atas.
"Luar angkasa?" Tanyaku. Jin mengangguk.
"Apa kau.. ALIEN?" Tanyaku sambil menelan ludah. Jin mengerutkan dahinya bingung.
"Alien? Apakah itu sebutanmu untukku?" Tanyanya.
"Semua makhluk yang berasal dari luar angkasa kami sebut sebagai Alien." Jelasku sambil sedikit demi sedikit mundur ke belakang. Jin terbang pelan menghampiriku.
"Jika kau menyebutnya seperti itu, maka.. Ya, aku alien." Jawabnya masih mendekatkan dirinya kepadaku. Aku yang sedang melangkah mundur langsung terjatuh ke atas kasur karena kakiku membentur sisi tempat tidur.
"Kau takut padaku?" Tanya Jin tiba-tiba sedih.
"Karena aku bukan 'manusia normal' sepertimu?" Ya, tanpa sadar tiba-tiba aku merasa takut kepada Jin. Bagaimana aku tidak takut. Dia bukan manusia tapi Alien. Dia bisa saja berbuat berbagai macam hal terhadapku. Apakah seharusnya aku tidak takut? Aku kembali menelan ludahku. Jin melayang mundur menjauhiku dan kembali duduk disofa. Meninggalkanku yang sedang terduduk kaku dan kaget dengan semua penjelasannya.
Aku tidak tahu harus berbuat apa, tidak tahu juga harus berkata apa. Bahkan aku merasa aku mungkin tidak akan hidup sampai besok. Tapi benarkah Jin sejahat itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Astronaut
FanfictionMenurut Ramalan bangsanya, jodoh Jin berada di Bumi. Oleh karena itu dengan pesawat UFOnya dia terbang ke bumi untuk mencari jodoh manusia buminya yang bernama Luna. Tapi tiba-tiba Lex membuatnya menjauh dari Luna. Akankah Luna kembali kepada Jin, d...