10 Bulan sebelum pernikahan
"Jin, kemarilah." Ayah Matt memanggilku saat aku sedang berada di ruang santai bersama Mom dan Matt, aku langsung mengikutinya ke ruang kerja. Tadi malam Ayah Matt baru saja tiba dari Nevada sesuai jadwal yang diinfokan sebelumnya.
"Ya, Sir."
"Apa kau tahu bahwa Jumat depan akan ada fenomena gerhana matahari cincin selama tiga puluh menit?" Aku mengangguk karena berita itu ramai dibicarakan hampir semua orang dan berbagai media.
"Jadi begini, selama tiga puluh menit tersebut kau bisa memanfaatkan waktu untuk mengirimkan sinyal pemancar ke planetmu karena sinyal penangkap NASA akan dalam keadaan tidak stabil selama gerhana matahari cincin berlangsung, bahkan seluruh alat elektronik di bumi akan mengalami ketidakstabilan sinyal. Sehingga kau akan aman." Aku berpikir sejenak. Waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan sinyal pemancar ke planetku hanya sekitar lima menit jika tidak ada gangguan, seharusnya tidak menjadi masalah. Aku mengangguk setuju.
"Saya akan memberitahukan rencana ini dengan paman saya, Sir. Terima kasih atas informasinya."
"Nanti aku akan infokan kapan tepatnya gerhana matahari cincin itu berlangsung. Kalau bisa kau kirimkan sinyal pemancar dibawah radar NASA agar benar-benar tidak terdeteksi."
"Baik, Sir. Terima kasih." Aku langsung pamit pergi.
Aku pergi ke apartemen Luna terlebih dahulu untuk memberitahukannya mengenai hal ini agar dia tidak marah seperti dua bulan lalu. Kemudian aku langsung berteleportasi ke rumah Paman Sam untuk kembali memberitahukan mengenai informasi yang baru saja diberikan oleh Ayah Matt.
"Bagaimana menurut, paman?" Tanyaku. Aku harus mengetahui apakah rencana ini bisa berhasil atau tidak. Tak lama Paman Sam menganggukan kepalanya beberapa kali.
"Patut kita coba, kita perlu pastikan bahwa pengiriman pesan hanya berlangsung kurang lebih lima menit agar aman. Nanti aku akan coba hubungi Greg kembali untuk merencanakannya secara matang karena waktu kita tidak banyak. Sebaiknya kau pun mempersiapkan pesan yang akan kau sampaikan kepada Ibumu. " Jelas Pamanku. Aku langsung mengangguk.
"Baik paman, sehari sebelumnya aku akan memastikan semua sudah siap." Aku langsung pamit kepada pamanku.
***
Jumat siang, 1 jam sebelum gerhana matahari cincin.
Hari ini berita mengenai gerhana matahari cincin menghebohkan dunia, orang-orang berlomba-lomba untuk dapat melihat dan mengabadikan momen langka tersebut dari beberapa lokasi yang diduga dapat melihat gerhana matahari cincin dengan jelas.
Jauh dari lingkungan tersebut, aku yang saat ini sudah berada di dalam pesawatku bersama paman Sam sedang bersiap untuk mengirimkan sinyal pemancar ke planetku. Penghitungan mundur satu jam sudah dimulai.
"Kau yakin hanya tinggal kirim pesan saja tanpa mengharapkan balasan?" Aku mengangguk.
Jika Ibuku datang maka beliau akan datang tepat di hari pernikahanku. Jika Ibu tidak datang, aku hanya butuh restu darinya. Sehingga pesan yang kukirim tidak perlu memerlukan balasan.
"Jin.. SEKARANG!" Teriak paman satu jam kemudian. Tiba-tiba langit berubah menjadi hitam akibat gerhana matahari cincin. Aku langsung menekan tombol mengirim sinyal pemancar kearah planetku bersamaan dengan pesanku. Sinyal pemancar berwarna putih tipis memancar dari pesawatku tegak lurus ke atas ke arah Planetku. proses pengiriman ini membutuhkan waktu kira-kira lima menit.
Setelah lima menit, pengiriman pesan berhasil dilakukan. Aku langsung mematikan sinyal pemancarnya. Seharusnya tidak terlihat jelas oleh orang awam dan tidak pula sempat terdeteksi oleh NASA karena aku mengikuti saran Ayah Matt.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Astronaut
FanfictionMenurut Ramalan bangsanya, jodoh Jin berada di Bumi. Oleh karena itu dengan pesawat UFOnya dia terbang ke bumi untuk mencari jodoh manusia buminya yang bernama Luna. Tapi tiba-tiba Lex membuatnya menjauh dari Luna. Akankah Luna kembali kepada Jin, d...