Bab 33

16 3 0
                                    


Pov Jin/Lex

Aku berteleportasi ke apartemen Luna. Aku sangat membutuhkannya saat ini karena energiku yang sudah begitu lemah bahkan sebagian rambutku yang semula hitam berubah menjadi abu-abu. Aku masuk dari balkonnya dan terbang rendah menghampirinya. Kulihat wajah polosnya yang masih cantik seperti terakhir aku melihatnya.

Aku langsung berbaring disebelahnya, sambil memeluknya. Tapi kali ini aku merasakan hal yang berbeda. Mengapa aku seperti bisa merasakan kulitnya dari hampir seluruh permukaannya tubuhnya? Aku langsung menyingkap selimut yang menutupi dirinya, Luna langsung meringkuk karena kedinginan. Aku kaget melihat pakaian yang dikenakannya.

'Pakaian tidur macam apa ini? Mengapa begitu pendek dan terbuka? Kemana piyama panjang lucu bermotif katak hijau dan bebek kuning yang biasa dia kenakan dulu saat kuliah? Mengapa hanya dua tahun berpisah bisa membuat Luna se'dewasa' ini?' Aku bingung dengan pakaian tidurnya yang terlampau seksi untuk gadis sepolos Luna. Aku tutupi kembali tubuhnya dengan selimut agar aku sendiripun tidak melihatnya.

'Lex, bagaimana ini?' tanyaku kepadanya.

'Kenapa?'

'Luna.. Seksi sekali.' Dapat kurasakan untuk pertama kalinya wajahku memerah karena melihatnya.

'Dasar amatir, ini memang bukan tugasmu. Ini seharusnya bagianku.' Lex terdengar cemburu.

Ketika kami berdua sedang berdebat, Luna justru lebih menempelkan tubuhnya kepadaku yang membuatku menjauhkan tubuhku darinya.

'Apa yang kau lakukan?' Lex bingung dengan perlakuanku.

'Dia terlalu menempelkan tubuhnya padaku.'

'Lalu apa masalahnya?' Lex bertanya lagi, masih bingung dengan sikapku.

'Aku memiliki perasaan aneh ketika dia terlalu menempel seperti ini dengan pakaiannya yang seperti itu.'

'Haha.. Jin, bersiaplah, kau akan berubah menjadi aku. Cepatlah sentuhkan dia padamu.' masih ragu, Aku langsung menempelkan tangannya ke pipiku seperti biasa. Dengan perasaan aneh ini ternyata tidak butuh waktu lama untukku pulih kembali, malah justru menjadi terlalu kuat untuk menyerap energi dari Luna sehingga tanpa bisa kucegah aku langsung berubah menjadi Lex.

"Aku kembali sayang." Bisikku ditelinganya setelah berubah menjadi Lex. Kulihat Luna tersenyum masih dalam tidurnya. Sepertinya dia mengira ini adalah mimpi.

"Lex, aku rindu padamu." Aku tersenyum mendengarnya. Kau langsung tahu ini aku tanpa melihatku, Luna? Kau hebat. Aku kembali memeluknya erat agar tidak terlepas lagi dari genggamanku sambil kukecup keningnya.

Pov Luna

Pagi ini saat kubuka mataku, entah kenapa perasaanku bahagia sekali, mimpiku sangat indah karena bertemu Lex. Senang sekali jika mimpiku menjadi nyata. Tanpa terasa aku tersenyum.

Tiba-tiba saja 'bantal'ku menarikku kebelakang bersamaan dengan tangan yang sedang melingkar di pinggangku menyentuh kulitku.

"Kau sudah bangun sayang? Ayo tidur lagi sebentar, aku masih sangat mengantuk sekali." Terdengar olehku suara seseorang yang kurindukan dengan nada masih mengantuk, Aku langsung melihat tangan yang sedang melingkar di leherku dan menyentuh tangan yang sedang melingkar di pinggangku.

"Lex?" Tanyaku tanpa berpaling.

"Hmm... " Jawabnya singkat.

"Rambutmu wangi, aku suka." Lanjutnya dengan nada masih mengantuk yang kini menempelkan wajahnya di tengkukku sehingga dapat kurasakan hembusan nafasnya. Aku langsung membalikkan tubuhku menghadapnya dan melihatnya dengan lekat bola matanya yang hijau yang baru terbuka sebelah dan rambut ungunya berharap ini bukan mimpi atau khayalan, bahkan aku mencubit pipinya untuk membuktikan.

My Dearest AstronautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang