Bab 20

11 3 0
                                    

Per hari ini published tiap senin pagi ajah ya..

happy reading!

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Apa yang terjadi disini, Matt? Jin?" Ibu Matt masuk ke dalam kamar Matt tak lama setelah kami berteleportasi kembali ke kamar Matt. Keadaan kamar Matt masih berantakan, belum sempat kami bereskan setelah kekacauan tadi.

"Maaf, Mom.. Kami terlalu bersemangat tadi." Jawab Matt sambil merapikan sofa yang terbalik bersamaku. Aku hanya tersenyum kepada Ibu Matt tanpa menjawab.

"Apa kalian habis bertengkar juga?" Tanya Ibu Matt. Aku langsung menggeleng.

"Tidak, Mom.. Kami baik-baik saja." Matt langsung menengok ke arahku dan berucap tanpa bersuara.

'Mom?' Matt mengerutkan dahinya. Aku tersenyum padanya sambil mengangkat kedua bahu.

"Matt bersedia membantuku untuk berbaikan kembali dengan Luna." Jawabku. Ibu Matt mengangguk mendengar jawabanku.

"Baguslah kalau begitu. Mom ingin kalian tidak saling bertengkar atau saling membenci. Semoga Luna mau memaafkan mu."

"Terima kasih, Mom." Jawabku.

"Sudah waktunya makan malam, sebaiknya kau ikut makan bersama kami, Jin." Ajak Ibu Matt. Aku dan Matt saling bertatapan.

"Mom... Kami akan langsung menemui Luna malam ini. Jadi kami tidak makan malam dirumah hari ini. Benarkan, Jin?" Matt menyenggol sikuku.

"Eh.. Iya, Mom. Takutnya Luna keburu tidur kalau kami menemuinya terlalu malam." Jawabku.

Ibu Matt menatap kami berdua sedikit kecewa karena tidak makan malam bersamanya malam ini. Tapi karena tujuannya adalah untuk menemui Luna maka Ibu Matt memakluminya.

"Baiklah kalau begitu, Mom akan bungkuskan makanan untuk Luna. Pastikan kalian memberikannya." Pintanya.

"Siap, Mom." Jawabku dan Matt bersamaan. Ibu Matt tertawa melihat keakraban kami.

"Mom merasa seperti punya dua putra." Katanya sambil keluar kamar Matt menuju dapur.

"Kenapa kau panggil ibuku, Mom? Dia ibuku bukan ibumu." Kata Matt kesal.

"Ibumu yang menyuruhku." Matt menyipitkan matanya tidak suka dengan jawabanku. Aku hanya mengangkat bahuku.

"Ah kamarku jadi terlihat berantakan sekali. Ini semua gara-gara kamu." Keluh Matt sambil membereskan kamarnya.

"Kamarmu sudah berantakan sebelum aku datang. Jadi jangan menuduhku." Belaku.

Lagi-lagi Matt menyipitkan matanya padaku. Akhirnya aku mengalah padanya.

"Baiklah... Biar aku bereskan semua kekacauan ini." Jawabku sambil menggoyangkan telunjuk ke semua hal yang kulihat berantakan.

Dalam sekejap semua barang kembali ke posisi semula dalam keadaan rapi. Matt melihat dengan kagum sambil menggelengkan kepala.

"Bagaimana caranya agar aku juga bisa melakukannya?" Matt tiba-tiba mendekatiku dengan mata penuh harap. Sebaliknya kini aku yang menyipitkan mataku.

"Kau harus menjadi Alien sepertiku tentu saja, Matt." Jawabku semangat dan merasa menang. Matt hanya memutar bola matanya.

"Kau yakin mau ke apartemen Luna malam ini?" Tanyaku penuh harap.

"Ya, harus bagaimana lagi. Kau mau makan malam dirumahku?" Tantangnya. Aku langsung menggeleng.

My Dearest AstronautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang