Bab 21

12 3 0
                                    


"Matt, apa yang terjadi dengan Jin?" Mom melihat Jin yang dibopong oleh penjaga gerbang panik.

"Aku juga tidak tahu, Mom. Bolehkah dia menginap disini sementara waktu?" Mom langsung mengangguk.

"Biarkan dia memakai kamar tamu disebelah kamarmu, Matt." Mom langsung menyuruh beberapa pelayan untuk merapikan kamar yang akan dipakai Jin.

Penjaga gerbang langsung membawa Jin ke kamar tamu begitu selesai dibereskan dan membaringkannya diatas kasur.

"Mengapa dia bisa pingsan seperti ini? Apa kalian bertengkar?" Tanya Mom dengan nada curiga sambil mengecek keadaan Jin dengan menyentuh dahi dan pipinya.

"Kami baik-baik saja Mom, begitu kami sudah tiba di apartemen Luna, Jin tidak langsung ikut denganku. Kemudian saat aku kembali ke mobil, dia sudah tidak sadarkan diri. Aku tidak tahu dimana rumahnya jadi aku tidak bisa mengantarnya pulang." Jelasku agar Mom mengerti.

"Ya sudah kalau begitu, biarkan dia disini untuk sementara waktu. Besok Mom akan panggilkan dokter keluarga untuk mengeceknya." Mom langsung mengetik pesan kepada dokter keluarga kami. Sepertinya tidak perlu memanggil dokter karena dokter tidak bisa menyembuhkan Alien. Tapi aku tidak berani mengatakannya. Aku hanya membiarkan Mom melakukannya. Kami langsung keluar dari kamar tamu agar Jin bisa beristirahat.

Malam ini aku tidak bisa tidur tenang, karena kamar disebelahku yang sedang digunakan Jin terdengar sedikit berisik. Beberapa kali aku mendengar suara pergeseran furniture.

"Apakah Jin sudah sadar?" Aku langsung beranjak dari kasur dan keluar kamar menuju kamar tamu. Aku kaget saat membuka pintu kamar tamu. Kulihat beberapa furniture sudah berpindah tempat, bahkan ada beberapa perlengkapan kamar yang melayang-layang seperti pajangan, lukisan, jam, Vas, bahkan Jin pun ikut melayang meski masih tertutup selimut. Aku menggeleng panik.

"Bagaimana cara merapikan ini semua?"

"Jin.. Jin.. Bangun." Kataku sambil mencoba meraihnya yang sudah melayang agak jauh keatas.

Aku masih mencoba meraih ujung selimut yang menjuntai dan akhirnya berhasil. Kutarik pelan-pelan kedua ujungnya agar bisa menurunkan Jin. Tak lama Jin bisa diturunkan hingga menempel kembali di atas kasurnya. Aku tindih beberapa bantal diatas tubuhnya agar tidak melayang.

Perlengkapan lainnya yang semula melayang pun sudah turun dan berada di posisinya semula. Hanya furniture berat saja yang masih di posisi terakhir kali mereka berpindah.

Jin tiba-tiba mengerang kesakitan. Aku langsung melihatnya lagi dari dekat sambil memanggilnya. Tanpa membuka matanya, Jin terus memanggil nama Luna.

Aku kasihan melihatnya sambil bertanya kepada diri sendiri. Bagaimana jika Luna terlambat untuk menyelamatkannya. Apakah dia akan mati? Aku menepuk-nepuk punggung Jin pelan agar dia dapat tidur tenang. Setelah agak lama, Jin tidak lagi mengerang kesakitan tapi warna abu-abu pada rambutnya menjadi semakin banyak dari sebelumnya. Membuatku semakin panik.

"Aku akan membawa Luna untukmu besok, Jin. Bersabarlah."

***

"Luna" Sapaku kepadanya yang sudah berada di depan gerbang kampus begitu aku turun dari mobilku.

"Matt, tumben kau diantar supir hari ini?" Tanya Luna tiba-tiba.

"Aku sedang malas membawa mobil hari ini." Jawabku, tapi aku tidak berani mengatakan alasannya karena Jin membuatku begadang semalaman.

"Ayo kita segera masuk kelas. Hari ini kita hanya kuliah pagi dua jam saja. Untuk yang kuliah siang empat jam ditiadakan, diganti tugas biasa." Jelasku.

My Dearest AstronautTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang