"Jiinnn... Mengapa kau tidak tampil seperti kemarin? Kau sangat keren kemarin.. " Aku mendengar nada-nada kecewa para gadis di kampus saat aku dan Jin sedang menuju kelas. Kulihat Jin tidak menanggapi mereka sama sekali dan hanya melanjutkan berjalan bersamaku.
"Jin, mengapa kau kembali? Kemana Lex? Aku sedang membicarakan bisnis dengannya kemarin." Matt menghampiri kami begitu kami sudah berada didalam kelas sambil melirik kesana kemari seperti mencari seseorang yang tentu saja tidak ada.
"Bisnis?" Tanyaku kepada Matt. Matt langsung menoleh padaku.
"Luna, cantik... Apakah Lex membicarakan sesuatu denganmu kemarin mengenai rencanaku?" Tanya Matt sambil mencoba merayuku. Aku merasa ada yang tidak beres dengan sikap anehnya pagi ini. Apa sebenarnya yang mereka berdua bicarakan saat aku tidak ada? Aku menggelengkan kepalaku. Matt langsung menepuk dahinya.
"Memang bisnis apa yang kalian bicarakan?" Tanyaku lagi.
Jin berdehem agak keras hingga Matt meliriknya. Jin langsung menggeleng pelan kepada Matt. Sepertinya kali ini Matt paham maksud kode dari Jin.
"Eh, nanti saja kita bicarakan lagi." Matt langsung bersikap pura-pura tenang sambil mengeluarkan buku catatannya. Aku langsung melirik kearah Jin mencoba mencari tahu yang sedang dibicarakan Matt. Tapi Jin hanya mengusap kedua bahuku untuk tenang. Aneh sekali sikap mereka berdua hari ini.
"Hei.. Jin." Lagi-lagi gadis yang kemarin menyapa Jin mencoba mendekatinya kembali. Aku berpura-pura mempersiapkan peralatan menulisku sambil mendengarkan percakapan Jin dan gadis itu.
"Ada apa?" Tanya Jin sambil menoleh ke belakang ke arah gadis tersebut. Mengapa Jin masih saja menanggapinya. Aahh aku kesal.
"Kau kemarin pergi ke salon mana? Apakah kau bisa mengantarku hari ini? Bagaimana kalau kita mengecat rambut seperti kau kemarin?" Gadis itu masih saja berusaha untuk mengajaknya pergi.
"Maaf." Jawab Jin tegas dengan muka datarnya sambil berpaling dari gadis tersebut. Terdengar kembali keluh kecewa dari gadis tersebut karena tidak ditanggapi oleh Jin dan langsung pergi meninggalkan Jin. Tanpa sadar aku tersenyum mendengarnya. Rasakan!
Kuliah hari ini selesai lebih cepat karena ada mata kuliah yang diliburkan. Aku, Jin, dan Matt berjalan ke arah taman belakang kampus untuk makan siang sebelum pulang karena hari ini Mommy Dee membawakan bekal untuk kami bertiga.
"Kau yakin mommy Dee bilang bekal ini untuk kita bertiga?" Tanyaku kepada Matt. Matt langsung mengangguk.
"Jangan sampai Jin tidak memakannya, Mom pasti sedih." Jawab Matt.
"Tapi kau tahu sendiri kalau aku tidak bisa memakannya, Matt." Kulihat Jin bimbang. Aku tahu sebenarnya dia ingin mengatakan bahwa hanya Lex yang bisa memakan masakan Mommy Dee tapi dia tidak berani menyarankan tanpa izinku.
Memang aku masih tidak mau bertemu dengan Lex, tapi kali ini beda ceritanya karena ada sangkut pautnya dengan Mommy Dee, akhirnya dengan terpaksa aku mengijinkannya untuk memakannya menggantikan Jin.
"Lex, kau saja yang makan. Aku tidak mau mommy Dee sedih." Pintaku. Jin terlihat senang sekali dan langsung berubah menjadi Lex.
"Terima kasih, Luna." Lex langsung memakan masakan Mommy Dee bersama kami. Selama makan, aku jarang sekali melihat kearahnya bahkan hampir tidak melihatnya sama sekali.
"Mengapa Mommy Dee tiba-tiba membuat bekal enak ini, Matt?" Tanyaku.
"Mom rindu kalian berdua, karena kalian sudah lama tidak main ke Mansion. Terutama Jin, Mom sudah siap untuk memasakkannya Lobster sesuai janjinya waktu itu." Jelas Matt. Lex tiba-tiba terbatuk mendengarnya.
"Maaf, Matt. Ternyata pujianku untuk masakan Mom justru merepotkannya." Jawabnya merasa tidak enak.
"Aku masih belum terbiasa dengan kau memanggilnya Mom, padahal kau bukan saudaraku." Matt terlihat sedikit kesal dan cemburu.
"Kupikir karena Mom lebih sayang padaku daripada kau." Jawab Lex sambil sedikit tertawa. Matt menyipitkan matanya tidak suka dengan jawabannya. Aku tertawa melihat kelakuan dua anak kecil ini. Lex dan Matt yang melihatku tertawa akhirnya ikut tertawa bersama.
Tak lama kami menghabiskan bekal kami masing-masing dan merapikan bekas peralatan makan yang dipakai. Tiba-tiba Lex memunculkan setangkai bunga matahari mini yang telah dirangkai cantik dan memberikannya kepada Matt.
"Tolong sampaikan ini untuk Mom dariku dan Luna sebagai ucapan terima kasih untuk makan siangnya Matt." Matt mengambilnya masih dengan sedikit cemburu.
"Kau benar-benar berusaha mencuri perhatian Mom." Lex tertawa mendengarnya.
"Mom pun tahu kalau aku worldwide handsome, Matt." Jawab Lex sambil menebarkan kertas warna warni yang biasa dilakukan oleh Jin. Tanpa sadar aku tertawa melihatnya dan memungut kertas yang sudah berserakan di rumput. Matt hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Lex.
"Kalian berdua sama saja. Baik kau maupun Jin. Kekonyolan kalian membuatku ingin muntah." Lex dan aku tertawa bersama.
"Lex, apa kau sudah membicarakan dengan Luna mengenai bisnis kita?" Tanya Matt tiba-tiba. Kulihat Lex menggeleng dan melirikku sambil tersenyum lebar hingga memperlihatkan seluruh gigi putihnya. Aku mengerutkan dahi tidak mengerti. Pembahasan ini lagi, yang hanya dimengerti oleh mereka berdua.
"Kenapa kau tidak langsung menanyakannya kepada Luna, Matt? Hanya dia yang berhak memutuskannya." Tantangnya. Matt melirikku agak lama seperti melihat suasana hatiku saat ini. Aku mengangkat kedua alisku tidak mengerti.
"Sebenarnya apa sih yang kalian bicarakan kemarin?" Tanyaku jadi lebih penasaran dibanding sebelumnya. Matt sambil tersenyum panik mencoba menjelaskan kepadaku.
"Begini Luna.. Aku ingin merekrut Lex untuk bekerja sementara di Coffee shopku, mengerjakan sama seperti yang dilakukan oleh Jin. Bedanya kali ini aku ingin meminta Lex yang melakukannya karena menurut pengamatanku vibesnya lebih menjual daripada Jin. " Jelasnya.
"Bukan berarti Jin tidak menarik, tapi dari segi penjualan wajah Lex kemungkinan bisa menaikkan penjualan lebih besar daripada Jin. Bagaimana menurutmu?" Matt menutup permintaannya dengan senyum lebar masih menunggu tanggapanku.
Aku melihat Matt dan Lex bergantian. Aku sedang bingung dengan perasaanku saat ini. Mengapa ada rasa cemburu ketika para gadis di kampus kami berusaha mendekati Lex, padahal saat Jin bekerja di Coffee shop baik sebagai model ataupun penarik pelanggan juga banyak didekati oleh gadis-gadis dari berbagai kalangan tapi aku tidak merasa cemburu sama sekali. Apa itu berarti aku lebih sayang Lex daripada Jin? Tapi Jin lebih menghargaiku dengan menjaga sikapnya daripada Lex yang langsung menyerangku pada awal pertemuan kami.
"Bagaimana, Luna? Satu bulan saja." Matt masih berusaha membujukku. Setelah berpikir agak lama akhirnya aku mengangguk.
"Baiklah, hanya satu bulan dengan jadwal shift yang sama denganku. Dan Lex hanya boleh muncul saat sedang bekerja, jika sudah selesai aku ingin kau kembali menjadi Jin." Jawabku kepada Matt dan Lex. Mereka mengangguk setuju.
"Terima kasih Luna, Lex kau bisa mulai bekerja hari sabtu dan minggu besok sebagai model dulu bersamaku. Aku ingin melihat respon calon customer dulu." Perintah Matt kepadanya. Lex mengiyakan perintahnya. Matt langsung pergi meninggalkan kami berdua.
______________________________________________________________________________
Hal pertama yang dilihat Matt dari Jin dan Lex... CUAN..CUAN..CUAAAANNNN....
Boleh banget nih diklik gambar bintang di kiri bawah sebagai bentuk apresiasi.. makasih 😊🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Astronaut
FanfictionMenurut Ramalan bangsanya, jodoh Jin berada di Bumi. Oleh karena itu dengan pesawat UFOnya dia terbang ke bumi untuk mencari jodoh manusia buminya yang bernama Luna. Tapi tiba-tiba Lex membuatnya menjauh dari Luna. Akankah Luna kembali kepada Jin, d...