"Kau tahu? Aku paling suka sekali makan kerang dara pada seafood dan kau mengajakku makan kerang di Jimbaran. Aku senang sekali. Terimakasih, Lex." Sebelum aku berubah menjadi Lex, aku kembali berteleportasi pendek ke salah satu resto tepi pantai di Jimbaran. Setelah tiba, aku langsung berubah menjadi Lex.
Aku tersenyum kembali karena jawaban Luna. Padahal hari ini aku ingin menyenangkan hatinya tapi sejak tadi justru Luna yang menyenangkan hatiku.
"Tapi lobster ini tidak seenak buatan Mom." Bisikku namun masih tetap memakannya. Luna mengangguk setuju.
"Mommy Dee memasaknya dengan penuh cinta tentu saja sangat enak." Jawabnya. Aku pun setuju.
"Lex, bagaimana kalau selanjutnya kita berkendara dari sini untuk menuju lokasi selanjutnya?"
"Ada tempat yang ingin kau tuju?" Tanyaku. Luna langsung mencari kembali tempat wisata di Bali melalui ponselnya. Kemudian membuat daftar.
"Ada, aku ingin ke Tanah Lot, Taman Safari Bali, Desa Wisata Panglipuran. Bagaimana kalau ketiga tempat itu?" Luna memperlihatkan tempat wisata tersebut dari ponselnya kepadaku.
"Baiklah, ayo." Setelah selesai makan, kami pergi ke tiga lokasi tersebut dengan mobil yang telah kami sewa sebelumnya.
Enam jam telah berlalu, langit juga sudah mulai gelap setelah kami selesai menjelajah di tiga lokasi tersebut. Kami diantar ke salah satu pantai yang tidak terlalu banyak dikunjungi oleh supir mobil yang kami sewa agar kami bisa berteleportasi dari sana.
"Apa kau senang hari ini?" Tanyaku saat kami sedang berjalan santai di pinggir pantai yang sepi. Luna langsung memeluk tanganku dan mengangguk.
"Ya, aku sangat senang sekali hari ini. Terima kasih." Aku langsung menghentikan langkahku dan berdiri dihadapannya. Luna bingung melihatku. Aku memegang kedua tangannya dan mulai melamarnya.
"Luna, sayang.... kau seperti Bima Sakti bersinar di jalan yang paling gelap menyinariku. Bersamamu aku seperti memiliki surgaku sendiri yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Aku dengan segala kekuranganku ingin terus mencintaimu dan berharap kau juga akan selalu mencintaiku." Aku langsung menekuk salah satu lututku dan duduk di pantai sambil mengeluarkan kotak yang berisi cincin dengan kekuatanku dan membukanya.
"Luna.. Maukah kau menikah denganku?" Pintaku. Kulihat mata Luna berkaca-kaca dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Luna mengangguk dan memberikan tangan kirinya, aku langsung memakaikan cincin tersebut ke jari manis Luna dan mencium jemarinya. Kami langsung berpelukan. Luna masih belum bisa berkata-kata karena dia menangis bahagia dengan lamaranku.
"Terima kasih." Aku berbisik di dekat telinganya. Dia kembali mengangguk melihatku sambil mengusap air matanya. Aku ikut membantu membersihkan sisa air matanya yang berada di pipi, kami tersenyum bersama. Aku mencium keningnya dengan lembut.
"Ayo kita pulang." Ajakku sambil membelai rambutnya, Luna mengangguk dan memanggil Jin. Aku langsung mengecup bibirnya setelah menjadi Jin dan berteleportasi ke apartemen Luna.
Kami tiba di Apartemen Luna dalam sekejap. Lagi-lagi aku merasa sangat lelah karena jarak teleportasi yang terlalu jauh, bahkan rambutku sudah mulai berubah sebagian menjadi abu-abu. Luna panik kembali saat melihatku dia langsung memapah dan membaringkanku dikasurnya. Dengan sisa tenagaku aku menggunakan kekuatanku untuk membersihkan diriku agar lebih nyaman yang akhirnya membuatku lebih lelah dari sebelumnya. Tak lama samar-samar aku merasakan Luna sudah memelukku dan menyentuhkan kulitnya kepadaku.
"Kau baru selesai mandi, Luna?" Tanyaku masih lelah tanpa membuka mataku.
"Ya." Jawabnya singkat. Ternyata setelah membaringkanku di kasur, Luna langsung membersihkan dirinya baru kemudian ikut berbaring denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Astronaut
FanfictionMenurut Ramalan bangsanya, jodoh Jin berada di Bumi. Oleh karena itu dengan pesawat UFOnya dia terbang ke bumi untuk mencari jodoh manusia buminya yang bernama Luna. Tapi tiba-tiba Lex membuatnya menjauh dari Luna. Akankah Luna kembali kepada Jin, d...