Jongin.. bukan, Kai -mungkin- seperti serigala. Binatang buas yang siap menerkam mangsa didepannya.
"Pergi kau," titahnya dingin. Dia menyuruh siapa? Dia menyuruhku pergi? Atau dia sedang mengusir Sehun dari sini?
"Huh? Aku? .___." Yang dia maksud, siapa? Dasar tidak jelas. Dia berbicara sambil membelakangiku.
"Kau tetap disini. Sehun, apa kau masih belum puas?!" Jongin sepertinya benar-benar marah. Mereka sebenarnya ada masalah apa? Apa karena dikantin tadi? Karena tangan Sehun yang menggenggam tanganku? Bukankah tadi itu darurat? Ah bagaimana ini T_T
"Kau kenapa?" Sehun akhirnya membuka mulut. Kedua tangannya disaku, dia melihat kearah Jongin heran. Nada bicaranya memang selalu datar, tapi kali ini terdengar seakan Sehun juga mulai kesal dan bingung akan sikap Jongin.
"...," Jongin membisu. Dan juga masih belum beranjak dari posisinya.
"Kau siapanya?" Sehun bertanya lagi. Kakiku merinding T-T Untung kelas sudah kosong. Mereka semua langsung bergegas keluar setelah tanda alarm kemarahan Jongin muncul. Anak-anak disini tidak suka melihat perkelahian, ya? Berbeda sekali dengan di Seoul. Jika ada yang berkelahi, pasti semua berkerumun hingga sesak.
"Sehun ah, sudah pergilah saja ...," sepertinya amarah Jongin mulai mereda. Suaranya tidak lagi tinggi. Kuharap dia juga sudah lelah bersikap aneh begini. Jika dipikir-pikir, dia tidak mungkin bertindak aneh begini hanya karena aku mulai dekat dan berteman dengan Sehun, kan? =_=
Suasana hening sejenak. Jongin samar-samar menatap Sehun dari sudut matanya. Dan Sehun yang mematung, tidak ada bedanya dengan manekin yang ada di etalase toko. Mungkin mereka berdua saling menatap. Mungkin. Aku tidak bisa melihat dengan jelas dari belakang.
"Baik. Kali ini saja,"
Sehun pun melangkah menjauh, mengemasi barang-barangnya, dan pergi keluar kelas.
Lalu ... lalu aku bagaimana?? QAQ Auranya jadi horor.. Awkward. Bagaimana ini? Aku boleh pulang? Beberapa menit telah berlalu dan aku terlalu takut untuk bergerak."Jongi-"
"Diam." Heuk! Tamatlah riwayatku. Seharian aku memanggilnya, namun diacuhkan. Dan sekarang, dia menyuruhku tutup mulut. Apa aku terlalu ramai untuknya? Tidak kan._. Kai tidak akan muncul, kan? Jongin tidak akan membiarkanku diam begini terus, kan?
Keheningan terus menyisipi. Aku tidak berani bersuara sedikit pun. Sehun juga telah melangkah keluar kelas beberapa detik yang lalu. T^T Jongin, jika aku punya salah tolong segera ungkapkan dengan jelas dan maafkan aku, ya? Aku lelah tersesat, kebingungan seperti ini T_T"Inmyeon," dia bicara!
"Ya? ^^" Kubuat nadaku seantusias mungkin. Aku tidak mau terus berbuat salah didepan ciptaan yang horor satu ini.
"Aku jengkel setiap ada orang lain yang mendekatimu. Bahkan jika dia Sehun," dia mulai menceramahiku. Sekarang pertanyaanku, kapan dia akan selesai? ._. Sepertinya akan ada sangat banyak yang ingin dia ungkapkan.
"...ne," responku singkat. Aku ingin mendengar lanjutan penjelasannya. Jongin tidak mungkin semata-mata ingin aku berteman dengannya saja, kan? Maksudku, aku bahkan tidak ingat nama dari setengah penghuni kelas ini -_- Aku juga berusaha berhubungan dengan banyak orang. Apa Jongin keberatan? ._.
"Aku muak. Bagaimana bisa dia memegang tanganmu begitu saja?!" Nah kan. Dugaanku benar, ini semua karena insiden kantin maut tadi.
"...," Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan. Jongin masih berdiri membelakangiku. Dia tidak mau melihat wajahku, atau dia tahu bahwa aku tidak akan berani menatap wajah -tatapannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow On His Back
FanfictionDia datang dengan senyumnya, dan menarikku kedalam hari-hari yang konyol sekaligus penuh warna di sekolah. Akan tetapi, tak lama kemudian kusadar ada bayangan gelap dalam dirinya, sosok dirinya yang lain, Kim Kai.