Delight and Anger

1.8K 153 9
                                    

"Noona, bisakah noona tidak menghiraukannya?" Pinta Chanyeol sambil menatapku tajam. Bisa kukatakan sekarang dia sedang tidak main-main. Tapi, untuk memintaku mengacuhkan Jongin..

"Mm Wae?" Kenapa? Apa alasannya sekadar karena Chanyeol tidak suka aku dekat dengannya? Dia cemburu? Tapi, aku tidak punya banyak teman disekolah, dan Jongin selalu membantuku T^T Mana mungkin aku seenaknya mengacuhkannya.

"Laki-laki itu jahat, noona," sorot mata Chanyeol mengatakan bahwa dia mencoba membuatku percaya, dia jengkel, dia sedih, dan dia marah. Tapi aku masih mau mempertahankan Jongin.

"Dia sebenarnya sudah banyak membantuku ><" Ada di tempat baru dengan suasana asing itu sulit. Dan aku bisa melaluinya karena Jongin.

"Tapi jika dia adalah anak nakal yang tidak pernah mengerjakan tugas, keras pada noona, bagaimana aku bisa terima dia menjadi teman noona?" Perkataan Chanyeol tidak salah. Tapi ... Jongin tidak hanya memiliki sisi buruk itu, Chanyeol.

"Noona, aku memang jauh dari noona. Tapi aku akan selalu, mencoba yang terbaik untuk melindungi noona sebisaku," dia masih terlihat cemas dan takut. Seperti seseorang yang berharap gelembung busanya tidak mencapai tanah lalu meletus hilang begitu saja.

"Aku tahu itu ^^ Tenang saja, aku baik-baik saja," aku tersenyum hambar sambil memainkan gelas Frappe' Mochaku.

"Noona selalu membuatku khawatir," Chanyeol menghela napas panjang lalu melanjutkan, "Ah yasudahlah, jika noona bilang noona tidak apa-apa, maka aku akan percaya ^-^ Hehehe, sekarang mau cari es krim? Tadi aku lihat ada disekitar sini~" Chanyeol lalu berdiri dan menungguku meraih uluran tangannya.

"Ya? benarkah? Kalau begitu ayo kesana!" Jawabku sambil menggenggam tangan Chanyeol yang hangat. Tidak kupungkiri, sekelebat perasaan aneh masih ada di dadaku.

"Ahjumma, Es Krim cokelatnya dua, ya ^^" Pesan Chanyeollie tanpa perlu menanyaiku >< Chanyeol chaeko! Aku sampai lupa dia mulai semakin banyak mengenalku.

"Noona wae? Kenapa diam saja?" Dia menatapku khawatir sembari agak menunduk.

"Eo? Ani ... Aniya." T-Tidak ada apa-apa, sungguh.. Tapi kecamuk ini belum hilang juga.

"Geunyang ...," aku tidak tahu harus meneruskan bagaimana. Sampai sekarang pun tatapan Chanyeol sulit kuhadapi.

"Es krim cokelat dua~ Ah.. Kalian berdua pasangan yang manis~ Silahkan menikmati ^^" Ucap ahjumma kedai sambil menyerahkan kedua es krim itu pada kami.

"Ne, gamsha hamnida ^^" Jawab Chanyeol sambil menyerahkan uang pada ahjumma itu. Aku masih terpatung menunggu sosoknya selesai bertransaksi.

"Ini noona~" Chanyeol memberi salah satu eskrim itu padaku. Kami lalu berjalan pelan meninggalkan kedai tadi. Maaf, dengan es krim cokelat dihadapanku, pikiranku belum sepenuhnya berpindah dari topik tadi.

"Aku ... aku tidak apa-apa, sungguh." Aku tidak tega jika harus mengabaikan pertanyaan Chanyeol yang tadi. Memang sudah kujawab, tapi aku masih belum lega juga.

"Huh? Kau kenapa? O_O Chanyeol kenapa kau langsung melahap es krimnya?! Itu dingin! Kau bisa kena brain freeze!" Dia masih terus melahap lalu memegangi kepalanya ._. Dan dia berhasil melahap habis es krimnya dalam 3 gigitan! Tak bisa kubayangkan rasa ngilunya. Bagaimanapun juga, apa Chanyeol baik-baik saja??

"Dhengan wegini akhu hisa enggenggem thanam nhoona," dia mengusapkan tisu kemulutnya yang masih berisi.

"... kau bilang ap-" Sebelum aku selesai bicara, tiba-tiba tangan kiriku terasa hangat ._. Chanyeol menggenggam tanganku dengan erat. Tangan besarnya hangat. Memang dia rajin olahraga, itulah kenapa.. Terasa nyaman, dia berusaha membuatku nyaman.

Shadow On His BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang