"Imyun, jadilah yeoja chinguku."
"H-hun? Sudah kubilang-"
"Berikan jawabanmu ketika Imyun siap, ne?" Tidak bisa. Sudah kubilang aku butuh waktu. Tak bisakah mereka meninggalkanku sesaat saja? ><
"Tidak bisa, Hun. Mian." Kupalingkan pandanganku kearah lain. Aku tidak bisa melihat kearah Sehun untuk saat ini. Untuk saat ini dan seterusnya.
"Imyun sudah menolak bahkan sebelum Sehun ijinkan untuk menjawab?" Suaranya datar, namun ada sesuatu yang sangat mendalam dalam setiap katanya.
"Kau bilang aku bisa menjawab ketika aku siap-"
"Jika Imyun tidak siap sekarang, besok atau lusa masih bisa!" Mian Sehun. Tapi sejujurnya aku memang tidak bisa menganggapmu lebih dari teman seperti ini. T_T Mungkin saja aku akan kehilangan sosokmu yang menjadi teman baikku, namun tetap saja kurasa aku tak akan bisa menerimamu sebagai seorang namja chingu.
"Mian," tapi aku benar-benar tidak bisa.
"Imyun!"
"Berhentilah mendesaknya!" O_O J-jongin belum kembali ke kelas?!Perlahan bayang-bayang sosoknya kembali muncul dibalik gorden. Kali ini dia terlihat marah, sangat marah. Kai? Apa itu kau?
"Jika dia bilang tidak maka pergilah!" Suara Jongin memekikkan telinga. >< Dia menakutkan sekali. Jika begini, Sehun mungkin akan jadi sangat membenciku. Padahal aku ingin terus berteman dengannya.
"Aku hanya ingin kau menjadi teman, ah bukan, sahabatku, Hun." Ucapku jujur.
"Geurae? Wae? Apa yang salah denganku?!" Baru ini Sehun bersikap begini.. Jebal, maafkan aku.
"Kubilang, pergilah!" Jongin menarik kerah Sehun kuat-kuat. Tangan kanannya mengepal erat seakan dia menahan keinginannya untuk meninju wajah Sehun sekarang juga.
"Hentikan, kalian berdua!" Seketika Jongin melepas pegangannya secara tidak rela setelah bertubi-tubi menusukkan tatapan membunuh pada Sehun.
"Aish! Baiklah! Sehun beri waktu. Pertimbangkan lagi!" Suara bantingan pintu menutup kalimatnya.
"Inmyeon,"
"Sudah kubilang, tinggalkan aku untuk beberapa saat saja. Tidak bisakah?" Dadaku sesak, mengesalkan sekali.
"Kenapa kalian hanya memikirkan diri kalian sendiri?"
"Inmyeon, uljima." Jongin menunduk, mencoba menangkap wajahku dengan matanya.
"Hiks, aku lelah, hiks," air mata berjatuhan bebas membanjiri pelupuk mataku.
"Mian, mianhae Inmyeon ah," Jongin menarikku dalam pelukannya. Aku tak peduli lagi meski jika akhirnya aku akan membasahi seragamnya ><
"Mianhae, seharusnya aku memikirkan perasaanmu juga," tangannya mengelus pelan pucuk kepalaku dan punggungku. Sementara aku masih sesegukan dalam dekapannya.
"Mianhae."
Ϟ
Kutarik napas dalam-dalam sebelum kulangkahkan kakiku masuk ke kelas. Memang sudah jam istirahat, tapi apa jadinya jika teman-teman sekelasku menyadari keadaan mataku yang bengkak ini? T^T
"Sudah kubilang akan ada perang." Seseorang tiba-tiba duduk di bangku Luhan.
"Ekhm, ne," aku tersenyum kecut menanggapinya. Suaraku pasti terdengar serak setelah menangis ._.
![](https://img.wattpad.com/cover/37443838-288-k327084.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow On His Back
Hayran KurguDia datang dengan senyumnya, dan menarikku kedalam hari-hari yang konyol sekaligus penuh warna di sekolah. Akan tetapi, tak lama kemudian kusadar ada bayangan gelap dalam dirinya, sosok dirinya yang lain, Kim Kai.