Aduh aku bahagia sekali hari ini, kuisku berjalan dengan lancar. Tidak sia-sia aku belajar. Aku menoleh ke arah Sabitah yang sejak aku peringatkan agar tidak menggangguku kemarin terus terdiam, merenung di 'rumahnya' atau terkadang menatap ke arah luar jendela.
Aku berpikir apa yang dipikirkan otak kecilnya itu, kenapa seperti banyak sekali masalah yang dihadapinya. Dan kenapa dia sangat ingin aku pergi ke Saujana?
Oh dan aku masih belum mendapat jawaban atas ibu yang mengetahui tentang Sharna, dan selama seminggu ini aku belum pergi lagi ke Lorong Aksara karena jadwalku yang padat, aduh aku jadi rindu paman Janu, pasti banyak koleksi bunga baru di sana.
"Lunar." Aku menoleh ke arah Sabitah yang memanggilku. "Ada apa?" Ia terlihat ragu-ragu ingin mengatakan sesuatu, ku kira ia akan berkata tentang mengajakku ke Saujana lagi, ternyata hanya permintaan sederhana.
"Bisakah kau membawaku ke tempat Sharna, ada yang harus kubicarakan dengannya," ujarnya sambil memilin gaun mungilnya, aduh gemas sekali rasanya. "Tentu, kebetulan aku juga ingin membeli sebuah buku, aku akan bersiap dulu."
Aku dapat melihat binar di matanya kala aku menyetujui ajakannya, aku bergegas berganti baju mengambil sebuah tas kecil untuk membawa Sabitah, ya aku hanya ingin berjaga-jaga saja, siapa tau ada orang yang tiba-tiba bisa melihatnya kan bahaya. Eh aku jadi kepikiran, bagaimana dia bisa mengenal Sharna ya, mungkin aku akan bertanya kapan-kapan.
***
"Lulu."
Oh itu temanku, sahabatku lebih tepatnya, "Amii, aku sangat merindukanmu, kemana saja kamu." Aku memeluknya erat seakan jika ku lepaskan ia akan menghilang kembali.
| 07.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saujana
Fantasydaun yang berguguran, membuat semua tempat bernuansa oranye 'indah' satu kata yang dapat mendefinisikan keadaan ini seandainya aku tak datang kemari mungkin aku akan menyesal tapi ... benarkah aku tidak menyesal setelah mengetahui semua ini?