Melawan

2 1 0
                                    

"Wah wah, lihat siapa ini. Apakah sang putri kemari ingin mengambil tahta kembali."

Ibu tak menghiraukan ucapan Mara, ia hanya menatap datar kearahnya.

"Mau kau apakan tempat ini."

"Aku? Aku ingin menguasainya tentu saja dan membuat kalian yang bodoh itu menjadi budakku."

"Kau memuakkan." Ibu mulai melancarkan serangan-serangan kepada Mara, Taryn turut dalam pertarungan tersebut.

Perang kembali pecah dengan para bantuan yang telah datang, skalanya menjadi semakin besar.

***

Sebuah petir mengenai diriku, mereka yang melihatnya khawatir tetapi Sharna melarang mereka untuk mendekat, karena kalau tidak ritual untuk pedang tersebut akan gagal. Hanya ini kesempatan mereka untuk menaklukan Mara.

Sedangkan di alam bawah sadarku, aku bertemu dengan sosok Zeus, ia memberiku sebuah berkah dengan ia memperbolehkan aku untuk meminjam kekuatannya.

Sebentar lagi purnama akan terlihat, dan ritual akan selesai. Setelah itu tamatlah riwayat Mara.

***

Ibu dan Taryn terengah-engah, mereka saling memunggungi , saling melindungi dari serangan-serangan musuh.

"Aku tau itu dirimu saat melihat potongan kepala itu."

"Aku hanya mengkhawatirkan putriku, aku tau bahwa kau menyuruh salah satu bawahanmu untuk membawa Lunar kemari."

Taryn terkekeh sambil terus melacarkan sihirnya kepada musuh, sedikit bernostalgia terhadap masa muda mereka. Ya mereka berteman saat muda, sebelum Taryn menjadi seorang tetua dan saat Haifa masih menjadi putri mahkota.

"Aku hanya memenuhi kewajibanku, maafkan aku karena membawa putrimu kemari."

Ibu hanya terdiam, kembali fokus mengerahkan seluruh tenaganya melawan para monster menjijikan itu.

Tak lama berselang kaum peri dapat membalikan keadaan, banyak pasukan Mara yang mati, menyisakan beberapa Cyclop dan juga Cerberus.

| 46.

SaujanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang