4. The Truth

5 1 0
                                    

"Kakak, aku pulang."

Kami memasuki sebuah rumah yang berbentuk seperti jamur, dilihat dari penampakannya sepertinya rumah ini terdiri dari dua lantai, sebelum masuk ke dalam rumah kami disuguhi pemandangan sebuah pekarangan yang hijau dengan banyak bunga-bunga dan
hewan-hewan kecil yang berbentuk lucu.

Juga selama perjalanan kami ke rumah Sabitah, terdapat berbagai macam bentuk rumah yang unik, seperti rumah kaca kau tau yang ada dalam serial Spongebob, lalu rumah kayu minimalis seperti di bumi, rumah jamur, dan masih banyak lagi.

Belum lagi dengan tanaman-tanaman yang tidak pernah kami lihat di bumi, untuk ukurannya sendiri kurasa karena aku menyusut itu menjadi normal, seperti di bumi. Oh dan aku sudah melihat banyak spesies hari ini, ku rasa sedang ada perayaan yang di gelar.

Masuk ke dalam, kami disuguhkan dengan interior yang sederhana. Sebuah ruang menyambut kami, ku rasa itu ruang tamu dilihat dari peletakan kursi dan mejanya, melihat ke arah belakang yang terhubung dengan ruangan ini, terdapat sebuah dapur.

Seorang pria turun dari lantai atas, dilihat dari rupanya, sepertinya itu kakak Sabitah. Cukup tampan untuk ukuran peri, kulitnya yang kecoklatan, sayapnya yang berwarna biru tampak apik terpasang di punggungnya, dengan mata bak rubahnya yang tajam, ia menghampiri kami.

Ia memeluk Sabitah. "Akhirnya kau pulang, kukira aku tak akan bisa melihatmu lagi."

Sabitah memukul pelan lengan kakaknya. "Hey, kau tidak senang ya bertemu denganku." Aku tertawa kecil melihatnya, sedari dulu keinginanku adalah memiliki seorang kakak, aku jadi iri.

"Oh, apakah dia?" Ia melihat ke arahku kemudian menatap Sabitah, Sabitah hanya tersenyum. Aku tak tahu apa yang mereka maksud tapi kurasa itu adalah kedatanganku ke dunia ini.

| 17.

SaujanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang