Aku melepas pelukannya.
"Ya Paman, ku harap setelah ini kau tetap dapat membantuku, aku tak punya siapapun sekarang."
"Ya, tentu. Jika kau membutuhkanku kau bisa datang ke toko ataupun ke rumahku. Jana dan Jina juga akan senang bila kau berkunjung." Paman Janu tersenyum kecil. Oh ya, Jana dan Jina itu anak dari paman Janu, mereka baru berusia lima tahun sekarang. Mereka sangat lucu dan pintar, terkadang aku akan berkunjung sambil membawakan brownies buatan ibu.
"Nah, sudah ya bersedih-sedih rianya. Sekarang mari kita berpesta." Sharna mencarikan suasana dengan menarik kami ke luar.
Terlihat Haami yang telah siap di depan panggangan menunggu daging dan makanan lainnya datang.
"Kalian lama sekali sih, aku kelaparan tau."
Kami tertawa bersama, setelahnya aku dan Sharna mulai memotong daging dan sayuran. Kemudian Haami bertugas untuk memanggang daging, sosis, dan juga jagungnya.
Paman Janu akhirnya menelpon istrinya untuk datang bersama Jana dan Jina, akhirnya kami menghabiskan malam tersebut dengan bercanda ria, ditambah dengan kelucuan Jana dan juga Jina yang membuat hari itu semakin bahagia.
Aiu berharap dapat terus merasakan kebahagiaan ini.
***
"Aku pamit ya, Taryn membutuhkanku katanya."
Saat ini Aku dan juga Haami mengantar Sharna ke portal untuk kembali ke Saujana.
"Ya kapan-kapan berkunjunglah lagi kemari," ucapku.
Kami berpelukan sejenak, kemudian Sharna melangkahkan kakinya dan menghilang. Aku dan Haami berlalu untuk kembali ke kegiatan kami.
| 58.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saujana
Fantasydaun yang berguguran, membuat semua tempat bernuansa oranye 'indah' satu kata yang dapat mendefinisikan keadaan ini seandainya aku tak datang kemari mungkin aku akan menyesal tapi ... benarkah aku tidak menyesal setelah mengetahui semua ini?