Saujana

4 1 0
                                    

"Ibu baik, ia masih suka berkebun seperti dulu, bahkan tanamannya terus bertambah. Aku juga baik kok, apalagi setelah melihatmu lagi, kamu sediri bagaimana?"

Aduh lucu sekali melihatnya salah tingkah, Aku tau dia menyukaiku, ia pernah bilang saat kami masih di SMA, tapi aku tidak membalasnya dan juga ia bilang bahwa aku tak perlu menjawabnya, ia hanya ingin aku tahu bahwa ia menyukaiku. Dan kurasa sampai sekarangpun perasaan itu masih ada.

"Oh kau pergi duluan saja ke tempat Kak Harsa, Aku ada urusan sebentar."

"Eh tidak dong, Aku kan ingin menemanimu, aku ikut sajalah," ucapnya seraya menahan tanganku saat aku hendak beranjak.

"Baiklah, ku harap kau tidak takut ya."
Ia hanya mengernyitkan dahinya sebagai jawaban.

***

Aku menghela napasku sebentar, melihat ke arah papan nama yang tergantung, bunganya sudah berganti, itu bunga geranium putih.

Kemudian aku melangkahkan kakiku masuk ke dalam, Aku tidak melihat Sharna dimanapun. Terdengar suara gaduh dari arah belakang, seorang gadis cantik kemudian datang ke arah kami.

"Sharna apa yang terjadi dengan rambutmu." Aku berusaha menahan tawa melihat rambut cantiknya menjadi acak-acakan dengan wajah kotor itu.

Ia mencebikkan bibirnya. "Aku sedang mencari sesuatu saat aku tiba-tiba mendengar suara lonceng, ku kira siapa." Ia berujar seraya berjalan ke arah meja kasir dan membersihkan wajahnya dengan handuk. "Biasanya tak ada yang datang kemari, jadi aku terkejut. Mana dia?"

Oh seolah sudah tahu tentang maksud kami datang kemari ia langsung menanyakan tentang Sabitah.

| 09.

SaujanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang