Saujana

5 1 0
                                    

Cukup lama aku tidak bertemu Haami, lelaki berwajah khas oriental dengan tatapan mata lembutnya itu, ku rasa dia baru saja selesai melakukan study exchange-nya, dilihat dari koper yang masih ia bawa.

"Maaf ya, aku juga merindukanmu kok," ia mengusap rambutku perlahan. "Kamu mau ke mana?"

"Oh aku mau membeli buku di tempat Kak Harsa."

Ia melepaskan pelukan kami, dan masih dengan tatapan lembutnya, ia melihat ke arahku, "Boleh aku ikut? Tapi aku harus menaruh koper dulu di rumah, bagaimana kalau kamu tunggu di taman depan saja." Aku hanya menganggukkan kepalaku sebagai jawaban, kemudian ia melambaikan tangannya dengan sedikit berlari ke arah rumahnya.

Aku terkekeh kecil melihatnya, menggemaskan.

Aku melangkahkan kakiku menuju sebuah bangku yang tersedia di bawah sebuah pohon willow. Menghirup udara sejuk dibawahnya, walaupun sekarang siang hari dengan matahari yang cukup terik tidak menghalangi beberapa anak-anak bermain di taman. Lucu sekali seperti melihat diriku saat kecil.

"Menggemaskan ya mereka."

Tanpa harus menolehpun aku tau itu siapa, siapa lagi kalau bukan Haami.

Kami duduk di sana cukup lama, tak ada obrolan hanya hembusan angin dan suara tawa anak-anak yang terdengar. Kemudian aku memecah keheningan dengan mengajaknya untuk segera ke Lorong Aksara, karena aku merasa Sabitah sangat gelisah sedari tadi.

"Lulu, apa yang kamu bawa itu?" tanyanya sambil melihat ke arah tas rotan kecil yang aku bawa.

"Tidak ada, hanya ... yah biasa keperluan wanita."

"Oh, bagaimana kabar bibi Ifa ... dan dirimu?"

| 08.

SaujanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang