Petualangan

3 1 0
                                    

Saat ini kami sudah berada di halaman menara.

"Kau ini kenapa sih, kok mendiamkanku seperti ini? Aku ada salah apa padamu?" Haami itu aneh, dia mendiamiku selama dua hari tanpa ku tau dimana letak kesalahanku, aku merasa lebih baik ia marah-marah kepadaku daripada ia diam seperti ini.

Aku kan hanya dengannya di sini, maksudku yang dari bumi kan hanya aku dan Haami, kalu begini kan aku jadi merasa sendiri.

Sabitah memandangku prihatin, ia mengelus bahuku pelan. "Bersabarlah, lelaki memang seperti itu."

"Maaf karena membuat kalian menunggu lama, para ksatria akan tiba sebentar lagi. Lunar, Haami, kemarilah aku punya sesuatu untuk kalian." Taryn tersenyum ke arahku, kemudian ia menyerahkan pedang masing-masing untuk kami.

"Pedang itu, khusus ditempa untuk kalian. Hanya kalian yang dapat membukanya dari sarung pedangnya. Alirkan saja sihir kalian dan itu akan terbuka," jelas Taryn.

Aku menatap pedang itu, dengan sarung pedang dari kulit, entah kulit apa yang pasti itu mahal. Detail ukiran pada gagang itu menakjubkan, sebuah bulan, eh ku lihat-lihat pedang ini sama dengan milik Haami, hanya berbeda di bagian hiasan pada gagangnya, di sana terdapat sebuah matahari yang bersinar.

Seolah tau yang ada dipikiranku, Taryn berbicara lagi, "Oh, penempa memang membuatnya sama. Karena kalian telah ditakdirkan bersama, itu kata sang penempa."

Aku hanya terdiam, tak lama rombongan ksatria memakai baju zirah, ada sekitar sepuluh orang. "Mereka adalah ksatria terbaik di saujana, kalian berhati-hatilah. Aku menunggu kabar baik dari kalian."

Sebelum kami pergi Taryn memberi kami sebuah mantel berbulu, katanya kawasan terlarang di Saujana itu berada di kawasan salju abadi.

Kami melambaikan tangan ke arah rakyat yang ikut melepas kepergian kami, dan mulai terbang, memulai petualangan yang tak pernah terbayangkan untukku.

| 26.

SaujanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang