Para tetua memasang pelindung di sekitar Suryakanta, para warga telah di evakuasi ke kota yang tidak terdampak serangan.
Saat ini aku, Sabitah dan Haami sedang berada di perjalanan menuju ke bukit belakang rumah Sabitah. Kami berdiam diri selama perjalanan.
Melewati banyak mayat, rumah yang rusak, pohon-pohon tumbang. Membuat hatiku merasa tak nyaman.
Apakah aku benar-benar sanggup, aku sering mempertanyakan itu pada diriku sendiri. Tetapi melihat Haami, Sabitah dan para tetua membuatku mendapat sedikit semangan kembali.
Aku sering bertemu dengan diriku di masa lalu, maksudku di alam bawah sadarku, ia mengajariku banyak hal, selain mengendalikan kekuatan alam dan memberi ingatan masalalu, ia juga memberi banyak nasihat yang sangat membuka pikiranku tentang dunia.
Aku juga kerap bercerita tentang hidupku padanya, sedikit banyaknya itu mengobati rasa rinduku pada ibu. Hah ... Ibu, ku harap ia baik-baik saja di sana. Ku harap aku dapat bertemu kembali dengan ibu.
Taryn juga berkata padaku bahwa ada alasan dibalik ibuku yang meninggalkan Saujana, tapi ia masih belum ingin mengatakannya, katanya saat perang ini selesai ia akan memberitahu.
Akhirnya kami tiba di lereng bukit, kami berhenti sejenak mengenang kembali pada ingatan terakhir kami bersama Sada menuruni bukit ini.
Kami ingin pergi ke air terjun hari ini.
Kami mulai berjalan naik secara perlahan. Masih dengan keheningan, tak ada kicau burung seperti biasanya. Tak ada kelinci yang terkadang lewat, tak ada kumbang-kumbang kecil.
Aku ingin segera melewati masa ini rasanya.
| 37.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saujana
Fantasydaun yang berguguran, membuat semua tempat bernuansa oranye 'indah' satu kata yang dapat mendefinisikan keadaan ini seandainya aku tak datang kemari mungkin aku akan menyesal tapi ... benarkah aku tidak menyesal setelah mengetahui semua ini?