بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِKarya by ~Lidwinsetya~
~Aku tidak perlu bertanya bagaimana masa lalu mu
Yang aku tahu, menghalalkan mu adalah caraku untuk selalu bersama mu~~Yoga Pradipta~
Pengajuan yang biasanya di jalani banyak pasangan sampai satu bulan dan mungkin lebih, berbeda dengan pasangan Yoga dan Nara yang melewati fase singkat dalam sejarah pengajuan di kantor tempat dinasnya. Apalagi ada campur tangan komandan Arfa dalam mempersingkat waktu Yoga dan Nara meresmikan pernikahan mereka baik nikah Kantor dan Nikah secara agama, sah di mata hukum yang berlaku di negara indonesia.
"Adek, lelah ya? Kamu pucet banget, mau makan?" Tanya Yoga penuh khawatir.
"Gak, Mas. Adek baik baik aja. Adek belum lapar juga. Cuma Ucil yang lagi pengen makan nasi bebek di kalimalang" Ucap Nara lirih sambil tersipu.
"Jauh banget, Dek. Ini Ucil apa Ibu nya yang mau makan nasi bebek."
"Gak boleh, ya?"
"Siapa bilang gak boleh, Mas cuma tanya, yang mau Adek atau Ucil?"
"Dua-dua nya" lirih Narà sambil memamerkan gigi putihnya.
"Ya, sudah. Tunggu Mas selesai dulu, setelah ini kita ke sana"
"Adek nunggu di mana Mas?"
"Adek tunggu di balai kesehatan. Nanti Mas nyusul kesana." Ucap Yoga sambil menunjuk arah balai kesehatan.
"Itu tempat pertama kali kita bertemu ya Mas?"
"Iya, saat Adek pingsan di depan Mako dan yang gendong bukan Mas melainkan Dodi. Pas Mas datang Dodi langsung bilang ke Mas, kayaknya jodoh Abang nih." Tawa Yoga menggema walaupun luka di wajahnya masih sedikit membekas ke unguan.
"Mas, Adek malu" lirih Narà sambil menundukkan kepalanya.
Yoga menghela napas, ia yakin akan banyak gunjingan setelah ini. Tapi Yoga yakin, teman-temannya akan mengerti dengan keputusan yang terkesan mendadak.
"Mas antar kamu sampai di balai kesehatan, setelahnya Mas akan ke mess terlebih dulu, ada berkas yang harus Mas siapkan untuk kita"
Nara mengangguk dan tersenyum, senyuman itu yang selalu membuat Yoga merindukan gadis pujaannya. Senyuman yang tidak pernah ia lupa saat pertama kali melihat Nara di balai kesehatan.
Setelah mengantar Nara, Yoga langsung berjalan menuju Mess dimana ia tinggal selama ini bersama rekan sejawatnya. Yoga bukanlah laki-laki yang tidak peka akan keadaan riuhnya pemikiran teman dekatnya. Akan tetapi, Yoga memilih untuk diam kecuali jika ia bertemu dengan Anton akan beda lagi ceritanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I Didn't Choose You (on Going)
General FictionPernah saling mencintai dan saling berjuang. Namun akhirnya diantara mereka masing-masing memiliki ego merasa berjuang sendirian. Tertatih dalam menumbuhkan rasa, hingga takdir tak memberikan kesempatan untuk keduanya bersama. Akankah cinta itu ma...