Happy Reading 💝
"Bagaimana bisa Baby Koo hilang?! Kau kerjanya tidak becus! Apa kau mau kehilangan pekerjaanmu?!" bentak Namjoon pada satpam penjaga gerbang rumahnya.
"Maaf, Tuan Namjoon," ucapnya sembari membungkukkan badannya. Memang ini juga murni kesalahannya yang pada saat itu tertidur dengan keadaan gerbang masih terbuka setengah.
"Sudah, Joon. Kita lihat CCTV dulu." Yoongi menenangkan Namjoon. "Pak, bisa tolong bukakan CCTV daerah pintu keluar?" tanyanya pada sang penjaga.
"Bisa, Pak. Sebentar saya cek dulu," jawabnya dan langsung beralih ke komputer yang berisi rekaman CCTV yang ada di seluruh penjuru rumah.
Namjoon memijat pelan kepalanya, dia sangat khawatir saat ini. Masalahnya Jungkook masih berumur 3 tahun dan tidak tahu apa-apa. Bagaimana kalau Jungkook diculik?! Duh, pikirannya tidak bisa tenang. Air mata sudah keluar dari kelopak matanya sejak tadi.
"Bagaimana ini, hyung. Baby Kookoo hyung, Baby Kookoo hilang," ucapnya pada Seokjin. Dirinya benar-benar syok dan tidak tahu harus berbuat apa.
"Apa?! Baby Koo hilang?!" tanya seseorang yang baru datang dengan kopernya. Ya benar, itu adalah Chaeyoung—istri Namjoon.
"Sayaaang, huwaaaa ... maafkan aku yang tidak bisa menjaga anak kita." Namjoon langsung berlari menghampiri Chaeyoung dan memeluk tubuh sang istri.
Tanpa banyak omong Chaeyoung yang saat itu posisinya membawa mobil langsung kembali ke dalam mobilnya dan diikuti sang suami. Tentu saja Namjoon kebingungan kemana perginya sang istri, ia pun bertanya, "mau kemana?"
"Mencari anak kita, apalagi? Cepat masuk," perintahnya sangat kesal dengan kelemotan
Namjoon."Kalian hati-hati ya, nanti kalau ada kabar kita hubungi," ucap Jisoo dengan mengambil alih koper sang adik.
"Iya eonni, terimakasih."
Lalu mobil berwarna putih tersebut keluar dari gerbang dan menjauh dengan pelan. Takutnya mereka melewati Jungkook yang pasti tidak jauh dari daerah sini karena kakinya yang kecil dia tidak akan melangkah jauh seperti orang dewasa.
Sedangkan di lain tempat, ada anak yang seperti anak ayam kehilangan induknya. Tidak tahu arah jalan dan tetap berjalan saja siapa tahu nanti dia bertemu dengan rumahnya. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah dirinya semakin menjauhi kawasan rumahnya.
Sampailah ia pada sebuah taman dimana banyak permainan yang disediakan disana, tetapi tidak ada anak kecil sepertinya. Mungkin karena matahari di luar sangat panas, jadi anak-anak memilih di rumah dengan ponsel mereka masing-masing.
Langkah kaki kecil itu mendekat ke arah gazebo yang terlihat lebih baik daripada memilih ayunan di taman dengan cuaca panas seperti ini. Namun gazebo itu sangatlah tinggi bagi anak kecil sepertinya. Ia sudah mencoba menaiki gazebo itu tapi nihil, tetap tidak bisa.
Pada saat itu ada suara pemuda yang membuatnya terkejut. "Apa kamu butuh bantuan, adik kecil?" tanyanya melihat Jungkook yang kesusahan menaiki gazebo.
Tanpa menjawab, Jungkook menganggukkan kepala. Ia awalnya sempat terkejut dan takut dengan orang asing. Kata ayahnya jangan terima makanan dari orang asing. Tapi untuk bantuan seperti ini masih dibolehkan, benar?
"Te—telimatatih, Aman." Jungkook berterimakasih dengan rasa takut yang masih melekat di dirinya.
"Aigooo, gemas sekali anak kecil. Kamu tinggal dimana? Kok sendirian? Mana orang tua kamu? Ah, mungkin masih di toilet ya?" Jungkook yang ketakutan tidak jadi takut karena paman yang ada didepannya ini sangat memiliki banyak pertanyaan seperti seorang wartawan.
"Idak, Aman. Atu cendilian, atu uja titak tau timana lumah tu," jawab Jungkook sedih dan mulai meneteskan air mata.
Lama kelamaan tangisan Jungkook menjadi sangat kencang karena dirinya baru sadar bahwa dia sudah tersesat. Orang tersebut langsung gelagapan melihat anak kecil yang baru ditemuinya menangis kencang, lebih bahaya lagi jika ada orang yang melihat dan akan berbuat jahat pada anak kecil tersebut.
"Hei, hei, kenapa menangis? Kamu mau es krim?" tanya orang asing itu dengan polos.
Jungkook yang mendengar pertanyaan tersebut bukannya diam malah lanjut menangis dengan lebih keras. "Huwaaaaaaa ... ata appa, titak oleh menelima matanan dali olang atin," jawaban yang keluar dari mulut Jungkook tidak bisa diterjemahkan olehnya. Jadi ia bingung, Jungkook ini sebenarnya mau apa tidak.
Begitu orang asing itu menyodorkan es krim yang sudah terlepas dari kemasannya tepat di depan Jungkook, ia pun menerima. Beginilah godaan anak kecil. Tidak tahu apa-apa, mereka cuma tahu jika es krim itu enak. Jadi Jungkook terima saja. Tangisannya langsung berhenti ketika es krim sudah masuk ke dalam mulutnya.
Orang asing tersebut bernapas dengan lega, akhirnya anak kecil ini menghentikan tangisannya. Begitupun dengannya, ia mengambil es krim satu lagi dari kantong belanjaannya. Sebenarnya orang tersebut baru saja membeli es krim di supermarket yang ada di depan taman.
Niatnya akan berteduh di gazebo dengan tenang malah menemukan bocah kecil yang kesusahan untuk menaiki gazebo karena tinggi badannya yang mungil. Hatinya cukup tertarik untuk membantu anak tersebut dan jadilah dia di sini menemani Jungkook sembari berbagi es krim kesukaannya.
"Jadi, pada intinya, kamu tersesat?" tanyanya sambil melihat wajah Jungkook yang terlihat sangat lengket karena memakan es krim belepotan kemana-mana.
Dan Jungkook hanya menganggukkan kepala. Lalu mulutnya berkata, "es tlimnya ata agi?" tanyanya mengisyaratkan jika ia masih ingin makan es krim lagi. Beruntung orang asing paham dengan perkataannya.
"Ah, kamu mau lagi? Mari ikut paman ke supermarket di depan sana, kita beli es krim yang banyak," ajaknya dengan menunjuk arah yang dimaksud.
Jungkook pun kegirangan dan langsung memeluk tubuh orang tersebut meminta digendong. Ya, Jungkook langsung akrab dengan orang yang baik hati dan mampu membelikannya ea krim yang banyak.
Sesampainya di supermarket dengan rak belanjaan yang sudah dibawa, Jungkook tinggal menunjuk saja es krim yg ia mau dan langsung diambilkan oleh orang asing lalu memasukkannya pada rak belanja.
Pada saat itu ada suara yang tidak asing bagi Jungkook, orang itu sedang bertanya pada kasir. "Permisi, apa kamu melihat ada anak kecil umurnya masih 3 tahun yang berkeliaran disekitar sini sendirian? Dia memakai baju warna kuning."
"Ah, maaf, saya tidak melihat anak kecil berkeliaran sendirian di sini," jawab kasir tersebut dan membuat Chaeyoung sedikit kecewa.
"Baiklah, terim—" Belum juga Chaeyoung menyelesaikan kalimatnya, ada suara anak kecil yang menghampirinya.
"Ami Oce!! Aby Too ditini!" teriaknya kencang dan memeluk kaki sang ibu. Rindu, tentu saja. Beberapa hari tidak melihat sang ibu yang katanya sedang berlibur bersama teman-temannya. Iya, tentu saja Jungkook tidak tahu yang sebenarnya terjadi.
Chaeyoung terkejut bukan main, dengan tangisnya dia menggendong sang anak dan dipeluk dengan sangat erat. Begitupun Namjoon yang senang karena menemukan anaknya ikutan memeluk sang istri. Akhirnya hatinya terasa lega. Pikirannya sudah tidak buruk seperti tadi. Syukurlah tidak ada satupun kekhawatiran yang terjadi.
"Namjoon-ssi?" ucap orang asing tadi yang ternyata mengenal bapak dari anak kecil tersebut.
"Eoh, Jeon Wook-ssi?"
-Baby Kookoo : 17~Fin
30.12.23Happy birthday kim taehyung, sedih banget ulang tahun kali ini ga ngeliat kamu live :)
tapi gapapa, see u next in 2025 ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Kookoo
Fiksi Penggemar[DISARANKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Perebutan kekayaan dan harta warisan sering sekali terjadi. Apalagi pada keluarga kaya seperti keluarga Kim ini. Memang benar, kini perdebatan tengah terjadi dalam keluarga tersebut. Tapi perdebatan kali ini...