12.Berharap

115 30 2
                                    

"Dulu waktu  aku kecil  selalu membuat Rumah yang nyaman untuk di tinggali, tapi sekarang setelah dewasa Rumah  itu hancur"

Carlina Asheeqa


                               ***

"beri waktu mereka berdua"ujar Ashraf kepada teman-temannya sedang mengawasi Askar dan Carlina.

Semua mengangguk lalu pergi dari sana.

"Gue cuman lupa"Askar masih menatap wajah Carlina yang sedang kesal.

"Ngapain lo liatin gue mulu?"sinis Carlina.

"Gue mau nanya!"

"Hmm"

"Kenapa Rinjani gak suka sama lo?"tanya Askar.

"Emang dia harus suka sama gue?, gue gak peduli mau seribu orang benci sama gue sekalipun, yang penting masih ada satu atau dua yang sayang sama gue itu udah cukup bagi gue"

"Tapi ada yang aneh!"guman Askar.

"Apa?"

"Kalau dulu waktu SMP kita satu sekolah kenapa gue gak pernah liat lo?"tanya Askar semakin penasaran.

"Males gue jelasin nya"

"Jangan bikin gue penasaran, nanti gue beliin lo seblak"pinta Askar.

"Idih nyogok"sinis Carlina.

"Bodo amat"

Carlina menarik nafas dan membuangnya dengan kasar,ia menatap wajah Askar yang sudah menunggu cerita darinya"gini dulu gue susah buat dapat temen dari SD, terus pas SMP gue udah mulai bisa berteman sedikit-sedikit tapi tetep gue orangnya jarang aktif dalam bidang organisasi, sedangkan elo aktif banget, jadi gue sama temen gue gak mudah terlihat lebih suka tertutup, tapi pertemanan gue gak semulus pertemanan kalian, waktu kita lulus kita masih akrab, tapi kelamaan kita udah asing. Terus kalau soal Rinjani...."Carlina menggantung ucapannya, padahal itulah yang Askar tunggu-tunggu.

Dari tadi Askar fokus mendengarkan cerita Carlina, tapi saat Carlina menggantung hal tentang Rinjani membuat Askar menatap Carlina sinis.

"Rinjani terus?"ujar Askar.

Carlina mengusap wajahnya, bagaimana ia harus bercerita tentang dirinya dan Rinjani, sedangkan di sana ada hal mengenai Askar.

"Gak usah pikun"Carlina memukul  kepala Askar menunggu akan botol minumnya.

"Main pukul, pukul ajah"protes Askar"ayo lanjut ceritanya"

"Cerita apa?"Carlina acuh.

"Ck!. Gak seru kalau masa lo"kesal Askar.

"Bodo amat, sekarang giliran gue nanya. Kenapa lo sama dia bisa putus?"

Wajah Askar berubah jadi sendu, ia tidak ingin kalau orang lain tau tentang masa lalunya.

Carlina melihat perubahan wajah Askar, lalu dalam hatinya Carlina merasa bersalah, mungkin ia terlalu ikut campur akan urusan pribadi Askar padahal ia dan Askar baru saja kenal.

"Sorry"satu kata yang keluar dari mulut Carlina.

"Santai, lagi pula ngapain masa lalu dibahas, lebih baik bahas masa depan"wajah Askar kembali tersenyum, dan itu membuat Carlina sedikit bahagia.

"Besok lo sibuk gak?"tanya Askar.

"Gak. Emangnya kenapa?"

"Kan besok libur, jadi lo harus ikut gue olahraga biar tubuh lo gak gemuk"

Askara Alvarendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang