37. Masa lalu

51 17 0
                                    


"Jangan pernah membuat seorang anak hancur oleh tangan kedua orang tuanya sendiri"

-Nadia-

***

Beberapa tahun lalu.

Tiga orang sahabat perempuan tengah asik berbincang-bincang disebuah toko peralatan bayi.

Dua diantara mereka sedang mengandung, sedangkan satunya lagi sedang membawa anak yang umurnya sekitar dua tahun, ia juga sama sedang mengandung.

"Kamu mau anak kamu perempuan atau laki-laki?"tanya wanita yang sedang mengandung yang mengunakan baju berwarna putih dan rambutnya terurai.

Wanita yang tadinya asik tersenyum mendadak diam. Ia mulai menatap kedua sahabatnya"anak ini gak bakal tinggal sama aku"

Kedua sahabatnya langsung kaget, mereka masih tidak percaya dengan apa yang mereka dengar barusan.

"Apa yang kamu maksud?, itu anak kamu, sebagai seorang ibu seharusnya dia tinggal sama kamu"ucap wanita yang sedang menggenggam tangan anaknya.

"Kalian gak tau kalau anak ini gak ada yang menginginkan"jelasnya.

"Kalau gitu biar aku yang urus anak itu. Biar aku yang rawat dia sampai dia dewasa, biar aku yang memberikan kasih sayang sama dia"ujar Nadia.

Yulia menatap Nadia dengan tatapan tidak percaya"apa kamu gila?. Bagaimana kamu mengurus anak aku?, sedangkan kamu saja sedang mengandung anak pertama kamu"

"Aku gak peduli. Lagi pula aku bisa rawat mereka berdua supaya menjadi saudara"jelas Nadia.

"Aku akan rawat anak ini sampai dia tumbuh besar dengan penuh kasih sayang. Aku gak mau nyusahin kamu!"ucap Yulia sambil mengusap perut buncitnya.

"Itu sudah menjadi tugas kamu sebagai ibu!"ujar Arabela.

"Kalau seandainya suatu saat nanti kamu dan suami kamu gak ingin anak itu, lebih baik kamu berikan padaku"ucap Nadia.

***

"Ibu!"panggil Carlina saat membuka pintu rumahnya.

Nadia datang dari dapur sambil membawa beberapa makanan. Ia tersenyum saat melihat kedatangan Askar dan Carlina.

"Eh, udah pulang. Ayok, makan dulu"ajak Nadia.

Mereka bertiga makan dengan makanan sederhana, namun menurut Askar dan Carlina, makanan buatan Nadia akan selalu enak meskipun sederhana.

Setelah selesai acara makan, mereka bertiga berkumpul diruang tengah.

Nadia menatap Askar"Askar!"panggil Nadia dengan suara lembutnya.

Askar yang tengah asik mengobrol dengan Carlina langsung menatap Nadia.

"Ada apa mah?"tanyanya.

Askar lebih suka memanggil Nadia dengan sebutan mamah.

Askar dan Carlina bisa melihat bahwa Nadia sedang menahan tangisan.

Askara Alvarendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang