18. Hukuman bersama

91 29 2
                                    

"dia bener-bener gila"guman Hanif dengan suara pelan.

"Baru kali ini gue kesiangan, tapi harus merasakan siksa kehidupan"ucap Ahisni dengan wajah cemberut.

"Lo gak sekalian nyuruh kita jadi tukang bersih-bersih ajah!"celetuk Ashraf.

"Kalau ngomong bener juga"setuju Hanif  sambil mengacungkan jempolnya.

"Tapikan kita harus belajar!"ujar Ashisni, dan mereka semua hanya mengangguk.

"Waktu istirahat bisa kan?, Terus pulang sekolah juga bisa"jelas Askar.

"As!. Gue baru satu kali kesiangan, masa gue harus dihukum seberat hukuman penjara"ucap Ahisni.

Askar berpikir sejenak, memang benar baru kali ini Ahisni terlambat, masa ia harus menghukumnya dengan berat.

"Okeh gue pertimbangkan lagi, gue bakal ringankan hukuman kalian"ucap Askar, ucapannya mampu membuat semua tersenyum.

"Cukup kumpulkan semua sampah sekolah sampai bersih, dan keliling lapangan lima putaran"ujar Askar.

"Sudah nasib seperti ini, mau gimana lagi dari pada kelamaan disini"guman Darren.

Semua hanya bisa pasrah, dan lagi pula lebih baik hukuman yang kedua dari pada yang kesatu. Semua kembali ke kelas masing-masing.

                             ***

Waktu istirahat telah sampai, begitu juga dengan hukuman yang telah diselesaikan oleh Carlina, Ahisni dan anak-anak Marwlos. Sekarang mereka sedang berada di kantin untuk mengisi perut yang sudah meminta jatah makan.

"Nih"Askar menyodorkan sebuah air kepada Carlina.

Semua orang yang melihat itu senyum "CIYEEEEE...."heboh anak-anak Marwlos.

Carlina menatap mereka satu persatu dengan tatapan tajam"diem"sinis Carlina.

"Apa dia gak baper?"tanya Ahisni dengan suara pelan pada dirinya sendiri.

"Kalau kata Askar  hatinya keras, jadi gak bakal mudah baper kali"jawab Hanif yang duduknya berada disisi Ahisni.

Ahisni kaget, dan tentu saja malu, ia lupa kalau ia sedang duduk bersama Hanif.

"Gue gak nanya sama lo!"jutek Ahisni.

"Terserah, dari pada nanti disangka orang gila karna ngomong sendiri"ucap Hanif.

"Lain kali kesiangan lagi.
Biar sekolah kita bersih dari kuman"ucap Askar dengan senyum meledek.

"Boleh, lagi pula kayanya ini sekolah kurang tukang bersih-bersih"celetuk Darren.

"Boleh!"jawab semuanya kompak kecuali satu yang diam diantara mereka sudah pasti Ashraf.

Mereka makan dan saling bercanda untuk menghilangkan rasa lelah setelah menjalankan hukuman.

Dari jauh seseorang sedang melihat mereka dengan wajah penuh dendam dengan tangan mengepal.

"Tunggu pembalasan dari gue"

"As!"panggil Carlina.

"Hmm"jawab Askar.

Ia tidak menatap Carlina  karna ia sedang bermain hp.

Carlina yang melihat Askar sedang sibuk dengan hp, lantas ia kembali diam tidak melanjutkan ucapannya.

"Kenapa diem?"tanya Askar sambil melihat wajah Carlina.

"Gak jadi, His!. Ayo kita masuk"ajak Carlina pada Ahisni.

"Dia ngambek?"guman Askar.

                              ***

Askara Alvarendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang