40. Berduka

63 18 2
                                    

"Sekuat apapun aku, akan ada saatnya aku rapuh atas semua keadaan yang sedang aku jalani saat ini"

Askara Alvarendra

***

Pagi hari ini Marwlos turut berdukacita atas perginya Carlina dan Nadia. Begitu juga dengan SMA Tarumajaya yang ikut berduka.

Satu persatu mereka mulai pergi dari makam. Di sana tinggal Askar dan inti Marwlos lainnya, dan begitu juga dengan Ahisni.

Askar mengusap nisan yang bertulisan 'CARLINA ASHEEQA'. Ia tersenyum saat menatap makam Carlina dan Nadia.

Sakit? Jelas. Bagaimana bisa dunia sekejam ini terhadap Askar, ia baru saja berduka atas kehilangan Bagas. Dan saat ini ditambah lagi dengan kehilangan dua wanita yang sangat berarti dalam hidupnya.

Askar menatap langit yang begitu cerah saat ini,"bang!. Gue titip cewek gue sama mamah gue"

"Bun!. Ashraf titip tante Nadia sama Carlina"guman Ashraf sambil menatap langit.

Al duduk didekat makan Nadia, ia mulai mengusap nisan itu,"Al titip salam buat ayah Tan!."

Ahisni tersenyum sambil mengusap nisan Carlina,"makasih udah jadi sahabat gue yang paling baik yang pernah gue temuin. Gue masih gak nyangka kalau lo bakal pergi secepat ini, makasih udah bertahan sejauh ini. Apapun yang telah kita lewatin berdua meski sebentar, akan selalu menjadi bab paling bahagia dalam hidup gue karena bisa mengenal lo"

Butiran air bening membasahi pipi Ahisni. Ia masih tidak percaya bahwa orang yang baru ia kenal harus pergi untuk selamanya.

Rintik hujan mulai membasahi area pemakaman, tidak ada yang berani pergi dari sana satu orang pun.

Bumi turut berduka atas perginya Carlina.

"Saat hujan gue punya kenangan yang gak akan pernah gue lupain"guman Askar sambil terus mengusap nisan Carlina.

Ikhlas bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi mengikhlaskan orang yang sudah menjadi bagian dari hidup kita untuk selamanya.

Askar mulai menatap makan Nadia yang berada disebelah Carlina,"mah!. Maaf Askar belum bisa jadi anak yang baik. Tunggu Askar di sana 'ya, mah!."

"Balik yuk As!"ajak Hanif.

"Duluan ajah Nif!. Gue masih mau nemenin mereka disini"sahut Askar dengan tak melihat Hanif.

"Hujan udah mulai deras As!"beritahu Ashraf, supaya Askar mau pulang.

Askar menggelengkan kepalanya,"kalian balik ajah, gue gak nyuruh kalian buat temenin gue disini. Gue mau disini nemenin Carlina!"

Ashraf menepuk pundak Askar, ia menganggukkan kepalanya"kita harus cari penyebab terjadinya kebakaran itu, supaya mereka berdua bisa tenang dapat keadilan"

Saat mendengarkan ucapan Ashraf, Askar mulai mengepalkan tangannya,"gue gak akan pernah maafin orang yang udah bunuh mamah sama Carlina!"

"Kita disini bakal bantu lo As!"kompak semua inti Marwlos.

Askar mulai bangkit dari duduknya, ia harus mencoba ikhlas sebisa mungkin atas kepergian Carlina meskipun sulit.

"Tunggu keadilan pelangi"lirihnya.

Sebelum semuanya pergi dari sana, mereka mengucapkan beberapa kalimat untuk Carlina.

"Gue masih gak nyangka kalau malam itu malam pertemuan terakhir kita Bu ketu!"ucap Gara sambil mengusap nisan Carlina.

"Yang tenang Bu ketu!"timpal Darren dengan senyuman.

"Sekarang gak akan ada yang nyakitin lo lagi sama Tante Nadia, tenang buat Bu ketu!"ucap Al.

Askara Alvarendra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang