DITERBITKAN DI TEORI KATA PUBLISHING
VERSI PDF TERSEDIA
#####
"Dasar Om tua bangka yang tak sadar diri dengan umur. Sana jauh-jauh dari Lisca! Bikin Lisca mual!
"Saya tidak setua itu kamu panggil om dan saya bukan paman kamu juga"
"Perlu dicatat ba...
"Makanya jangan gambek terus, rugi sendiri kan jadinya."
~ Arga Aldabaran
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tak terasa hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu. Begitu banyak rintangan ditempuh untuk sampai di sini. Benar adanya dengan istilah 'usaha tidak mengkhianati hasil.' Mati-matian Lisca bertempur dengan pelajaran mengabaikan kebebasan di luar sana.
Dengan kepercayaan diri yang penuh Lisca maju ke depan dengan baju toga. Tahun ini dia termasuk kategori mahasiswa terbaik dengan IPK tertinggi. Arga merasa terharu dengan keberhasilan istri kecilnya. Turun dari panggung Lisca berlari menghambur ke pelukan suaminya dan Arga membalasnya tak kalah erat.
Mengenai konflik tahun lalu Arga tidak main-main sama ucapannya. Mereka yang bersangkut paut telah berani macam-macam sama istrinya dipastikan mengulang kelas, bisa dikatakan dua tahun lagi baru mereka akan wisuda. Sekeras apapun mereka masuk dan aktif di kelas, tapi mereka tetap dinobatkan sebagai mahasiswa telat lulus. Jangan pernah bermain-main dengan orang yang berpengaruh.
"Acara pelukannya di tunda dulu. Masa kita gak mengabdikan momen penting ini." Alfira melepaskan mereka berdua agar tidak menyatu lagi. Mereka semua tertawa melihatnya kecuali Arga.
Karena hari ini hari spesial Darren dijadikan sebagai fotografer dadakan. Mereka semua berfoto yang sudah di sediakan. Kini giliran Arga yang belum. "Adik ipar, ke sini dong kayak suami kurang balaian saja," suruh Darren
Lisca pun menyambut suaminya dengan antusias. Tidak ingin ada jarak Lisca mengapit lengan Arga dengan kepala ia sandarkan pada bahu kokoh pria itu. Kali ini senyum Arga sangat lebar tidak seperti terakhir kalinya berfoto dengan istrinya hari yang lalu.
"Perfect," puji Darren
Arga mencium kening istrinya. Ciuman Arga melambangkan kasih sayang dan cinta yang menggebu-gebu.
"Mas bangga sama kamu, Babe"
"Terima kasih karena udah sabar membantu Lisca." Arga melingkarkan tangannya di pinggang Arga.
Darren yang melihat keromantisan di depan matanya hanya bisa memutar bola mata malas. Apa mereka gak kasihan dengan dirinya yang belum menemukan pasangan.
"Hari ini kita harus bikin acara besar-besaran dan semua ditanggung oleh suaminya adik tercinta," teriak Darren semangat.
™™™™™
Biaya bukanlah masalah bagi Arga. Setelah selesai acara wisuda istrinya keluarga besar langsung menuju ke pantai. Seperti yang dikatakan biaya bukanlah suatu masalah, tanpa tanggung-tanggung Arga menyewa pantai ini supaya tidak ada pengunjung lain yang datang dan mendirikan beberapa tenda.
Tidak ingin istrinya merasa kedinginan Arga langsung pergi membeli jaket tebal dan beberapa camilan kesukaan istrinya. Sesampainya ia langsung masuk ke tenda menemui Lisca yang sedang makan sendirian. Bukan tanpa alasan ia menetap di dalam sebab dinginnya angin malam sangat menusuk kulit apalagi berada di pantai.