Chapter 20 : Balasan

57 9 0
                                    

Sore hari pada pukul empat sore. Haruna membawa Yoichi ke taman belakang rumah sakit untuk menghirup udara segar, "Ya ampum Haru tamparanmu tadi sangat keras, pipiku masih terasa perih" ucap Yoichi sembari mengelus pipinya yang masih sedikit merona, bukan karena tersipu malu tapi karena tamparan istrinya.

"De-dengar aku minta maaf, tadi itu aku sangat khawatir dan refleks tanganku langsung menamparmu" kata Haruna sembari mendorong kursi roda yang di duduki oleh suaminya.

Yoichi menghela nafasnya lalu pandangannya terarah ke bangku panjang berbahan kayu yang ada di taman tersebut, "Kita istirahat dulu saja di sana. Di tambah kau juga sedang hamil kan ?" Ucapnya sembari menunjuk bangku itu, dan Haruna hanya menaggapinya dengan anggukan dan deheman.

Saat mereka sudah berada di dekat bangku kayu berukuran panjang, Haruna berhenti mendorong kursi rodanya kemudian dia duduk di bangku kayu itu. "Duh, capek juga ya ternyata. Padahal cuman keliling taman" kata Haruna, sembari menyenderkan kepalanya ke kepala bangku kayu.

"Hehe. Kita istirahat dulu di sini ya, setelah itu kita kembali ke dalam rumah sakit" ucap Isagi, dan hanya di balas dengan anggukan dari Haruna.

Haruna kemudian membantu Yoichi berpindah tempat duduk di bangku kayu panjang itu, dan duduk di sampingnya. Saat sedang duduk santai sembari mengobrol, Ibunya Kai juga berada di taman itu dan tanpa sengaja berpapasan dengan mereka ketika berjalan-jalan di taman itu.

Tanpa berpikir panjang wanita paruh baya itu langsung mendorong Haruna hingga jatuh di atas rumput. Yoichi terkejut saat melihat aksi nekat wanita lampir itu, dengan perlahan ia menghampiri istrinya yang tengah merintih kesakitan sembari memegang perutnya.

"Apa-apaan ini!"- Yoichi.

"Dasar jalang! Gara-gara kau putraku masuk rumah sakit!" Bentak Ibunya Kai.

Haruna lalu beralih melihat ke arah wanita itu, "Kenapa kau tiba-tiba datang dan menyalahkan aku ? Justru itu salah putra bodohmu sendiri. Nomura Akuma"

"Beraninya kau menghina putraku!."

Yoichi melebarkan matanya setelah mendengar perdebatan kecil mereka, "Oh! Jadi kau Ibu dari lelaki brengsek itu. Sebenarnya apa niatan busuk putramu, sampai-sampai berani melukai istriku" tanya Yoichi.

"Beraninya kau menuduhku. Putraku tidak memiliki niatan busuk apapun, dia hanya ingin istri jalangmu ini kembali ke pelukannya, tapi sampah ini malah meninggalkannya dan menikah denganmu" ucapnya sembari menunjuk Haruna.

"Dia bohong Yoichi. Aku sengaja membatalkan tunanganku dengan putra brengseknya itu, karena mereka berniat ingin menguras harta orangtuaku."

Wanita itu mulai naik pitam ketika Haruna membeberkan niat busuknya dan putranya. Nomura Akuma mengangkat tangannya hendak melayangkan tamparan ke arah Haruna. Namun untungnya, sebelum bisa penampar wajah Haruna ada seseorang yang menahan pergelangan tangannya.

"Lepaskan..." Nomura Akuma melihat ke belakang, dan mendapati Haruko yang menatapnya dengan tatapan tajam.

"Rupanya kau masih berani juga mengganggu putriku" Ucapnya.

"Apa yang... bagaimana bisa kau ada di sini ?" Tanya Nomura Akuma.

Haruko melepas pergelangan tangan wanita itu, "Aku dan suamiku langsung kembali lagi ke sini, setelah menerima panggilan telepon dari Iyo-san. Dia bilang putriku sempat pingsan, karena putramu menusuk menantuku saat sedang berusaha mrnyelamatkan Haruna dari penculikan Kai" jelas Haruko.

Nomura Akuma kemudian melangkah mundur ke belakang dua kali kemudian kembali berkata sembari menyeringai, "Lalu apa yang akan kau lakukan kepadaku dan putraku setelah ini, Memenjajarakan kami ?. Jangan harap kau bisa melakukannya, putraku iti sangat pintar menyembunyikan barang bukti jadi kau jangan harap bisa menyingkirkan kami."

"Jika iya memangnya kenapa ?." Terdengar suara Genkei yang berada di dekat mereka. Begitu mereka melihat ke arah sumber suara, mereka melihat Genkei yang sudah datang bersama kedua orangtua Yoichi beserta tiga orang kepolisian.

"Banyak bukti yang kupunya. Dan... sepertinya kau melupakan sesuatu tentang pekerjaanku juga pekerjaan istriku" lanjutnya sembari berjalan menghampiri Nomura Akuma.

"Otousan. Bukannya Bibi Iyo bilang kau tidak bisa datang karena ada kasus yang harus di urus di pengadilan." Ucap Haruna, sembari kembali berdiri dengan di bantu oleh Yoichi.

"Tenang saja sudah ada salah satu rekanku yang menggantikanku di pengadilan sebagai hakim" ucap Genkei.

Ya, kalian tidak salah baca. Ayahnya Haruna yakni Suzuki Genkei bekerja sebagai hakim di dunia politik, sedangkan istrinya Suzuki Haruko adalah seorang pengacara sekaligus informan. Wanita itu sepertinya benar-benar salah memilih lawan, karena orang yang sedang saat ini dia hadapi adalah dua orang yang paling berpengaruh di dunia politik di negara Jepang.

● ● ●

Tiga minggu kemudian setelah Kai keluar dari rumah sakit. Para hakim di pengadilan mendeportasi keduanya kembali ke Jepang karena setelah di telusuri, Ibu dan anak itu telah melakukan pengedaran obat terlaramg secara ilegal serta melakukan penguntitan juga penculikan kepada Haruna. Entah apa yang terjadi kepada mereka saat kembali ke Jepang, tapi yang pasti mereka nantinya akan di jemput oleh pihak kepilisian di sana lalu di masukan ke jeruji besi hingga waktu yang di tentukan.

Saat Haruna datang langsung ke tempat kantor pengadilan pusat yang berada di München, dengan di temani Ibunya. Ia sempat melihat Kai menatapnya dengan tatapan tajam saat hendak di bawa polisi keluar dari rusng pengadilan bersama Ibunya, tapi Haruna tidak peduli dan membalas menatapnya dengan tatapan dingin.
.
.
.
.
.

Satu bulan kemudian. Yoichi sudah di perbolehkan pulang oleh dokter, "Sini biar Otousan saja yang masukan tasmu ke dalam mobil" kata Issei sembari membuka bagasi mobil.

"Tidak usah Otousan. Otousan pasti lelah setelah jauh-jauh datang ke sini" ucap Yoichi.

"Tidak ada penolakan. Yocchan kan baru keluar rumah, jadi jangan bawa barang yang berat-berat dulu" kata Iyo sembari merebut tas berisi baju ganti milik putranya, dan kemudian di masukan ke dalam bagasi.

"Ibumu kuat juga, dia makan apa saja sampai bisa mengangkat tas yang seberat itu" Bisik Haruna pada suaminya.

"Entahlah, Okasan memang sudah seperti ini sejak kita masih kecil" ucap Yoichi sembari berbisik.

Setelah memasukan barang ke dalam bagasi mobil. Mereka semua kemudian masuk kedalam mobil dan pergi pulang menuju apartemen Yoichi dan Haruna, dengan di sopiri oleh Issei.

Sesampainya di apartemen. Mereka makan siang bersama, jika kalian bertanya mengapa orangtua Haruna tidak ikut bersama. Itu karena keduanya sibuk mengurusi masalah Kai dan Ibunya.

Bersambung...

Next Chapter : Makan siang bersama

_________________________________________

A/N : Maaf ya kalo chapter yang satu ini lumayan pendek. Author lagi sakit mata soalnya, tapi nanti di chapter berikutnya teksnya bakalan banyak lagi kok.


Marriege Life Isagi Yoichi x Oc Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang